Monday, September 14, 2009
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Fabiayyiaalaa irobbikumaa tukadzdzibaan…
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Ga terasa, gw netesin air mata waktu denger salah satu ayat surat Ar Rahmaan itu dikumandangin oleh imam sholat tarawih malam ini. Ga tau kenapa gw tiba-tiba ngerasa kalo selama ini banyak banget nikmat yang udah Allah kasih ke gw tanpa gw syukuri!! Gw selalu ngerasa kalo gw “kurang” mendapatkan nikmat-Nya, ngerasa kalo orang lain selalu “lebih” beruntung dari gw. Selama ini gw selalu ngeliat ke ”atas” dan lupa kalo di ”bawah” juga masih banyak orang yang mungkin jauh lebih bersyukur daripada gw. Ayat diatas bener-bener bikin gw ngerasa bersalah dan sedih!
Malam ini bisa dibilang merupakan malam di bulan Ramadhan yang membuat gw lebih membuka mata dan bersyukur akan semua nikmat yang udah Allah berikan selama ini. Gw mulai sadar ajaran nyokap gw selama ini emang bener. Beliau selalu bilang ke gw, “Biarin yang ada di ‘atas’ jadi pacuan buat gw supaya lebih maju lagi, dan jangan lupa buat selalu liat ke ‘bawah’ biar kita bisa terus bersyukur akan semua rezeki dari Allah yang udah kita dapatkan”. Selama ini gw akuin kalo gw lebih sering ngeliat yang ada di ‘atas’, jarang ngeliat yang ada di ‘bawah’.
Ga jarang gw ngerasa bosan dengan pekerjaan trus menyebabkan gw jadi males-malesan kerja. Padahal diluar sana masih banyak orang yang mati-matian nyari kerja. Sering merasa bosen dengan menu makanan “seadanya”, tanpa berpikir kalo masih banyak orang yang bersyukur bisa makan walau cuman sekali dalam sehari!! Ya Allah, gw memang kurang bersyukur akan semua rezeki yang udah dilimpahin ke gw. Dan yang lebih terpenting lagi, apa yang udah gw lakuin untuk menunjukkan rasa syukur gw?
Semoga rasa bersyukur ini bisa bertahan selamanya, bukan cuman untuk malam ini aja. Amin.
Wednesday, September 2, 2009
Which one do you choose?
Gw yang amat sangat tidak mengikuti berita para artis, lumayan terkaget-kaget sewaktu mendengar berita itu. Dan, yang ada dipikiran gw cuma gimana nasib kedua anak mereka? Anak-anak yang masih kecil dihadapkan kedalam sebuah pilihan yang teramat sulit. Mereka harus memilih salah satu diantara dua orang yang bisa dibilang sangat berpengaruh di kehidupan mereka selama ini!
Mungkin banyak yang merasa kalau pemikiran gw itu lebay, soalnya di lingkungan artis tradisi kawin-cerai itu sudah menjadi hal yang wajar. Tapi kalo dipikir-pikir lagi, kenapa hal yang sesakral pernikahan bisa dianggap sepele seperti itu? Untuk apa menikah kalau tidak dianggap serius, dan dengan mudahnya bercerai? Apakah karena profesi menjadi seorang “artis terkemuka” bisa berlaku hal seperti itu? Too many questions, no need to answer is you’re not an “artist”.
Back to topic, mengenai kedua anak yang dihadapi dengan pilihan sulit, antara sang “mimi” atau “pipi”. Banyak info yang beredar kalau perceraian ini teradi karena desakan dari sang anak kepada ayah mereka. Menurut gw itu sangat diragukan kebenarannya! Karena anak seumuran mereka tidak mengerti apakah itu perceraian. Dan mereka pasti tidak mau berpisah dengan salah satu dari ayah atau ibunya. Sebab bisa dipastikan bila terjadi perceraian, maka mereka harus memilih untuk ikut bersama siapa nantinya. Tapi, nasi sudah berubah menjadi bubur, gugatan sudah masuk ke pengadilan dan perceraian sudah ada di depan mata. Gw cuma bisa turut berduka atas kejadian ini (kek yang kenal aje deh…wkwkwkwkw)
Gw sendiri yang lumayan udah “dewasa” mungkin bisa stress kalau dihadapkan dengan masalah seperti ini. Alhamdulillah, walaupun bukan keluarga yang harmonis nan romantis, kedua orang tua gw bisa bertahan sampe sekarang di usia pernikanan mereka yang berumur lebih dari 30 tahun dan semoga bisa terus sampai akhir hayat! Semoga gw bisa ngikutin kisah kasih mereka yang normal dan tidak berlebihan. Amiin.
Sunday, August 30, 2009
Antara Ampera ~ Paparons Pizza ~ Coffee Bean
Wednesday, August 26, 2009
Haruskah di'catut" terlebih dahulu baru diperhatikan??
Malaysia telah mencatut tari pendet kedalam iklan pariwisatanya yang berjudul Enigmatic Malaysia. Iklan itu disiarkan oleh Discovery Channel secara meluas ke seluruh dunia. Hal tersebut memunculkan berbagai macam reaksi dari orang-orang Indonesia. Sebagian besar rakyat Indonesia sangat berkeberatan dengan tindakan yang diambil oleh sang negara tetangga. Banyak sudah komentar-komentar pedas yang ditujukan kepada Malaysia. Salah satunya keluar dari Menbudpar, Jero Wacik, yang melayangkan surat protes kepada pemerintah Malaysia karena telah memasukkan tari pendet ke dalam iklan pariwisata mereka.
Sebagai orang Indonesia yang cinta mati dengan keanekaragaman budaya yang ada di negeri ini, emosi gw agak tersulut waktu mendengar kabar ini. Terlebih lagi kalau melihat adu komentar dari kedua pihak (Indonesia dan Malaysia) yang ada di beberapa forum. Tetapi, setelah gw pikir-pikir lagi, ternyata ada nilai positifnya dari acara pencatutan budaya ini.
Jangan berfikir negatif dulu. Maksud gw, karena terjadinya pencatutan budaya oleh negara tetangga, banyak dari rakyat Indonesia yang lebih menghargai kebudayaan negerinya. Ini bisa dijadikan teguran untuk seluruh rakyat Indonesia agar lebih mencintai kebudayaannya. Sekarang mereka lebih concern mengenai kekayaan budaya Indonesia. Kenyataan yang sangat menyedihkan memang, lebih menghargai sesuatu jika sudah direbut oleh pihak lain.
Kalau dilihat kebelakang, memang banyak orang Indonesia, terutama kaum muda yang lebih cenderung "mencintai" kebudayaan barat, karena dianggap jauh lebih "keren". Selain itu juga banyak yang lebih memilih untuk travel ke luar negeri karena menganggap kalau jalan-jalan ke luar negeri memiliki "kasta" lebih tinggi. Bagaimana orang luar bisa tertarik untuk mendatangi atau belajar lebih jauh tentang kebudayaan Indonesia jika tidak dimulai dari rakyat Indonesia itu sendiri?
Alangkah baiknya apabila kejadian ini bisa kita jadikan pelajaran yang berharga untuk ke depannya. Marilah kita lebih mencintai kebudayaan asli Indonesia, produk-produk asli Indonesia dan yang terpenting jadikanlah Indonesia sebagai bagian dari hidup kita. Tunjukkanlah kepada dunia luar kalau Indonesia memang kaya. Kaya akan budaya yang beraneka macam, kaya akan tempat-tempat indah yang bisa dikunjungi. Ingatlah selalu kalau BERSAMA KITA BISA!! Semangat!!
Buka Puasa Bersama Yukk
Sunday, August 23, 2009
Ramadhan has come...
Gw pribadi sangat menantikan datangnya bulan ramadhan. Kenapa? Karena ga tau kenapa, kalo di bulan Ramadhan gw ngerasa segala sesuatu lebih damai, tentram dan menyenangkan! Walaupun kita diharuskan berpuasa, tetapi sama sekali tidak menjadi beban, malah ada nikmat tersendiri. Bisa menjalankan ibadah lebih khusyuk dibandingkan dengan hari-hari biasa. Hal itu sangat berbeda dengan sewaktu gw masih kecil.
Dulu, waktu gw masih kecil, sekitar umur 5 atau 6 tahun. Bulan ramadhan menjadi bulan yang pengen cepet-cepet gw lalui. Soalnya gw paling males kalo harus berpuasa, ga kuat nahan haus! Ga jarang gw bohong sama nyokap, ngaku2 puasa, padahal mah minum terus di kamar (punten atuh mamah, hehehe). Selain itu, gw juga pengen cepet-cepet lebaran, biar bisa dapet baju + sepatu baru dan pastinya dapet salam tempel dari saudara-saudara (maklum,, nak kecil :p).
Untuk ramadhan tahun ini gw udah punya target yang pengen dikerjain. Walaupun target yang gw setting itu lumayan berat, gw akan berusaha untuk memenuhinya, InsyaAllah! Dua hari udah berjalan, dan dengan begitu gw juga kehilangan dua hari buat memenuhi target tersebut, huhuhu.. Semoga di sisa hari bulan Ramadhan ini semangat gw masih tetap membara seperti hari ini. Amiiin.
Sawarna, surga yang belum terjamah
Sesuai dengan rencana, aktivitas pertama adalah berburu matahari terbit di Pantai Ciantir. Pantai ini berada sekitar 300 meter dari penginapan. Di perjalanan sepintas aku melihat sebuah kandang yang terdapat beberapa kerbau, salah satunya yaitu kebo bule, sebutan untuk kerbau albino yang menggelitikku untuk mengabadikannya ke dalam foto. Tak lama kemudian sampailah kami ke Pantai Ciantir. Keindahan Pantai ini benar-benar diluar dugaanku sebelumnya. Pasir yang bersih, deru ombak yang menarik para pengunjung untuk sekedar bermain air, INDAH, sangat indah. Agak unik dalam berburu matahari terbit di desa ini, karena matahari mulai terbit agak siang dan menyembul diantara pepohonan kelapa. Prosesnya naiknya mataharipun cukup lama, sehingga bisa memuaskan hasrat kami untuk mengabadikannya ke dalam foto.
Di pinggir pantai tersebut terparkir beberapa perahu nelayan yang terjejer rapih, rupanya malam kemarin tidak ada nelayan yang pergi melaut. 50 meter agak kebelakang, terdapat tempat pelelangan ikan. Sayang sekali aku tidak berkesempatan melihat pelelangan ikan tersebut. Tak jauh dari situ terdapat bale-bale lokasi yang pas untuk sekedar berteduh dan berkumpul sambil menikmati suasana pantai yang menyenangkan.
Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri pantai yang indah menuju Tanjung Layar. Di tengah perjalanan, aku melihat beberapa kuli bangunan yang sedang menikmati sarapan di bawah pohon rindang. Mereka sedang membangun beberapa cottage di pinggir pantai. "Ini mah yang punya orang bule mba" ujar salah satu dari mereka. Ternyata orang luar lebih aware dengan keindahan alam Sawarna dibandingkan dengan orang-orang Indonesia.
Setelah berjalan sekitar 500 meter, tibalah aku di pantai yang bernama Tanjung Layar. Jarak antara pesisir dan pantai lumayan jauh, harus melewati aliran air yang didalamnya terdapat bintang laut. Dari kejauhan terdengar dengan jelas debur ombak yang pecah oleh karang. Di Tanjung Layar ini terdapat dua buah karang besar, pemandangan akan lebih jelas terlihat apabila kita menaiki salah satu dari karang tersebut. Ombak di Tanjung Layar tergolong sangat besar, sangat cocok untuk dijadikan lokasi surfing. Tidak jarang kami dikagetkan karena sisa-sisa ombak yang melewati karang-karang.
Dengan menyusuri pantai sepanjang 2 kilometer dari Tanjung Layar kita akan sampai ke sebuah pantai yang tidak kalah indahnya, yaitu Legon Pari yang merupakan tujuan terakhir penyusuran pantai siang ini. Pantai ini memiliki struktur pasir yang lebih halus dan bersih apabila dibandingkan dengan Pantai Ciantir. Lokasi yang sangat tepat untuk menikmati kelapa muda di tengah cuaca yang terik. Deburan ombak dan angin sepoi-sepoi sangat memanjakan dan membuatku tertidur pulas di salah satu bale-bale yang terdapat di pinggir pantai. Jika berjalan lebih jauh lagi ke arah timur, kita akan sampai ke Pantai Karang Taraje yang sama indahnya.
Perjalanan kembali ke penginapan juga tidak kalah menarik. Kami harus naik turun bukit serta melewati hamparan sawah yang hijau dan cantik. Trekking yang cukup melelahkan, tetapi kelelahan itu tertutupi dengan indahnya pemandangan di sepanjang jalan yang memanjakan mata. Dari indahnya warna biru pantai beralih ke hijaunya hamparan sawah, bisa dikatakan sebagai surga dunia.
Masih banyak lokasi wisata yang bisa dikunjungi di Desa yang hampir seluruh penduduknya menggunakan bahasa sunda ini. Salah satunya adalah Goa Lalay yang bisa ditempuh dengan trekking naik turun bukit, meniti pematang sawah dan menyebrangi sungai yang dangkal. Jarak yang harus ditempuh adalah sekitar 3 kilometer. Goa ini menyuguhkan pemadangan stalaktit dan stalaknit yang natural dan indah bila diterangi dengan cahaya dari lampu senter. Bagian dasar goa ini adalah lumpur yang memiliki ketebalan sekitar 10-15 sentimeter.
Tidak cukup kosakata yang bisa digunakan untuk menggambarkan keindahan desa Sawarna. Desa yang memiliki keindahan alam yang berlimpah, lokasi-lokasi wisata yang memberikan banyak kejutan-kejutan yang menarik.
A little tribute for a lovely friend named Uyum
Memang, gw akuin kalo kalimat yang gw tulis diatas terkesan lebay, tapi itulah kenyataannya. Gw ga lagi nyeritain tentang seorang cowo, tetapi malah penyuka cowo (hehehehe). Dia adalah salah satu temen (aneh) yang gw kenal di sebuah tempat yang indah untuk dikenang tapi males untuk didatengin, which is HPPM (my old workplace).
Ditengah hiruk pikuk orang yang sedang menyerbu makan siang mereka, gw melihat satu sosok asing berjilbab yang bergabung dengan grup wanita dari sebuah Departemen. “Wah ada orang baru, kok kaga dikenalin ke gw ya?” pikir gw. Bukannya gw sok merasa harus dikenalin ke orang baru, but that’s the procedure. Setiap ada orang baru, pasti diajak keliling buat dikenalin ke semua departemen. Saat itu sebenernya gw penasaran, tapi rasa lapar mengalahkan rasa penasaran gw terhadap satu sosok asing itu (kerja pabrik cuuuy), dan akhirnya terlupakan dengan begitu saja.
Teng..teng.. Bel pulang berbunyi (eh, ini beneran!!). Tanpa basa basi gw langsung kabur menuju ruang loker yang berada di lantai 2. Di perjalanan menuju loker gw yang saat itu berada di ujung, sepintas gw ngeliat anak baru itu lagi. Agak penasaran, tapi lagi2 gw lebih fokus buat ganti baju dari pada bertanya mengenai siapakah sosok asing tersebut. Di dalam bis pas perjalanan pulang gw ngeliat dia, ternyata dia satu jemputan ma gw. Sampailah gw ke puncak rasa penasaran, dan bertekad untuk nanya ke orang-orang, tapi (lagi2!!) ga ada yang bisa tanyain, orang2 pada sibuk ma mimpi mereka masing2. Dan hari itupun berlalu tanpa gw tau siapakah anak baru itu.
Zumrotus Saadah, itulah nama lengkapnya, Uyum, itulah nama panggilannya. Informasi itu gw dapet dari temen sesama admin. “Buset ni orang jawa bener yak??” itulah kesan pertama gw ngobrol ma uyum. Logat jawa masih menempel dengan cara bicaranya. Agak menggelitik buat gw yang kurang familiar ma bahasa ato logat jawa. Kalo dilihat sepintas, uyum kaya wong deso yang polos, dan dia memang wong deso, tapi TIDAK POLOS! Ternyata dia memiliki “ilmu” tinggi di suatu bidang yang gw ga ngerti sama sekali! She sure know porn movies!! *LOL*
“Mba”… kata itu selalu melekat dengan nama para perempuan yang dia panggil. Baik orang itu memang lebih tua ataupun setara dengannya. Mungkin itu adalah cara dia untuk menghormati lawan bicaranya.
Setelah mengenal lebih jauh, I consider her as rebellion! Kenapa begitu? Berdasarkan cerita yang gw dapet, dia berasal dari sebuah lingkungan keluarga yang agamis di daerah Jombang (somewhere around east Java) yang tinggal di wilayah pesantren yang punya aturan yang sangat kaku. Dan dia bertekad untuk tidak mengikutin cara hidup seperti itu (I think that’s one of the reason why she works far away from home).
Satu hal yang bikin gw salute, dia ga malu untuk ngaku kalo dia ga tau! Ga malu dibilang ketinggalan jaman. Sangat terbuka untuk menerima kritik dan masukan. She loves to read newspaper, that’s for sure! Dan, karena kebiasaannya dia ini, gw banyak banget dapet informasi terkini, entah itu masalah politik sampe ke gossip-gosip terkini (keseringannya sih update gossip).
Suatu waktu di bulan juni, gw mengungkapkan keinginan buat jalan-jalan ke Jogja. Dan ternyata disambut dengan antusias oleh Uyum. Akhirnya perjalanan itupun terwujud pada bulan Agustus 2007. Bisa dibilang itu adalah perjalanan gw terjauh bareng dia. Bener-bener perjalanan yang tak terlupakan. Bayangin aja, kita jalan-jalan ke Borobudur yang terletak di Magelang naek MOTOR!! Gw yang dulu takut banget naek motor, ga ketinggalan gampang masuk angin kalo naek motor kelamaan, bersedia pergi ke Borobudur yang berjarak lebih dari 40km!! And it’s all because of HER (98 degrees mode:on). The trip it self was totally full of adventure.
Kemudian tibalah waktunya gw “lulus” dari Pabrik yang berada nun jauh disana. Dengan begitu gw juga berpisah dengan teman-teman yang selama bertahun-tahun mengisi hari-hari gw dengan canda tawa, termasuk Uyum. Dan waktu itu ternyata gw bener-bener berpisah dengan mereka *my dearest old mates*. Gw sibuk dengan aktivitas baru di Jakarta, dan mereka juga sibuk dengan aktivitas mereka.
Awal tahun ini, diawali dengan kepindahan Uyum ke Jakarta, akhirnya gw kembali intens berhubungan ma temen lama gw itu. Selang waktu yang lumayan lama ga membuat temen gw berubah. Masih pada suka gossip!! Dengan merambah Jakarta, sedikit demi sedikit Uyum mulai menunjukkan peningkatan dalam pengetahuannya mengenai segala macam intrik kehidupan Jakarta. Bahkan bisa dibilang dia lebih tau dibanding gw.
Hampir sebulan sekali kita ngadain acara ketemuan, saling berbagi cerita mengenai kehidupan masing-masing, melakukan hal-hal yang tidak terlupakan. Tanggal 15 Agustus kemarin Uyum merayakan hari ulang tahunnya yang ke 27 (Happy Birthday dearest mate!!). Sebagai teman, gw cuma bisa mendoakan semoga teman gw yang satu ini bisa mendapatkan yang terbaik dalam kehidupannya, baik karir maupun jodoh.
Monday, August 10, 2009
Batik Komar, warisan leluhur yang terlukis di atas kain
Siang itu cuaca sangat terik, tetapi seketika berubah menjadi segar ketika kami memasuki lingkungan workshop Batik Komar. Kami disambut dengan hangat oleh sang pemilik, yaitu Bapak Komarudin. Nuansa Jawa sangat kental di workshop ini, bisa dilihat dari ukiran-ukiran kayu yang berada di pintu dan serta jendela pada beberapa bangunan. Salah satu hal unik yang kutemukan adalah semua pegawai penerima tamu memakai seragam batik, benar-benar menandakan bahwa ini adalah area Batik.
Di area yang luas itu terdapat sebuah lapangan bulu tangkis serta beberapa bangunan yang memiliki fungsi masing-masing. Yang pertama adalah bale-bale yang berada di sebelah kanan gerbang, hanya berupa lahan bertegel yang diberi atap, tempat yang tepat untuk menikmati segarnya udara Bandung. Hanya beberapa langkah dari situ terdapat lokasi pembuatan cetakan batik yang berbahan baku dari tembaga. Agak masuk ke dalam terdapat gallery, dimana kita dapat membeli kenang-kenangan berupa baju atau kain yang tebuat dari batik. Bergeser ke kiri, di lantai 2 terdapat mess tempat tinggal para karyawan, tidak ketinggalan sebuah mushola yang tampak terawat dengan baik. Di seberang mushola terdapat rumah panggung yang unik, sering digunakan oleh sang pemilik untuk menerima tamu, serta sebuah panggung kecil dangan spanduk yang bertuliskan " Batik Komar, The Longest Indonesian Batik Art in The World".
Batik Komar didirikan pada tahun 1998, mengambil nama panggilan sang pemilik di lingkungan keluarga dan teman-temannya. Dari awal berdiri sampai sekarang tidak sedikit penghargaan yang sudah diraih, antara lain adalah masuk ke dalam Guiness Book of Record pada tahun 2005 karena berhasil membuat batik terpanjang di dunia (mengelilingi Gedung Sate dengan corak batik berdasarkan kebudayaan dari Sabang sampai Merauke). Sekarang Batik Komar bisa dikategorikan sebagai usah besar karena sudah memiliki pegawai sejumlah 400 orang yang disebar di seluruh workshop dan showroom.
Suasana sangat menyenangkan ketika beliau dengan antusias menjawab semua pertanyaan yang kami ajukan mengenai batik. "Yang membedakan batik dengan bahan bercorak lainnya adalah batik menggunakan lilin sebagai pelintang warna" ujar bapak dari 4 orang anak itu. Untuk mendapatkan batik yang sesuai baik itu desain atau warna, harus melalui beberapa proses. Secara garis besarnya adalah proses penggambaran kain dengan lilin (ngelowong), pewarnaan (terdiri dari beberapa tahapan) dan pelepasan lilin (lorod). Proses ngelowong terbagi dua, yaitu dengan cara dicetak/cap dan ditulis. Di workshop Batik Komar, pembuatan batik menggunakan cap lebih mendominasi dibandingkan dengan batik tulis.
Untuk memuaskan rasa keingintahuan yang memuncak, kamipun diajak berkeliling tempat pembuatan batik yang berada di belakang. Lokasi pertama adalah tempat pembuatan cetakan/cap berdasarkan desain yang terlebih dahulu dibuat dengan komputer. Bahan utama cap adalah lempengan tembaga tipis (0.25 - 0.5 mm) yang konon katanya berasal dari potongan-potongan sisa kabel proyek PLN yang dipipihkan di daerah Tegal. Lempengan tembaga ini harus memiliki ketipisan yang sama, kemudian dipotong dengan ukuran yang sama (sekitar 1 cm). Agar potongan lurus dan untuk menghindari perbedaan ukuran, sebelum dipotong lempengan tembaga tersebut diberi garis terlebih dengan alat yang diberi nama jangka. Proses pembuatan cap ini membutuhkan ketekunan serta ketelitian dari sang pembuat. "Satu cetakan bisa selesai dalam waktu 2 minggu", terang sang pemilik.
Puas dengan penjelasan mengenai pembuatan cap, kamipun melanjutkan ke proses ngelowong dengan menggunakan cap (pencapan), tahap awal pembuatan batik cap. Di ruangan yang memiliki aroma yang khas dan udara yang "hangat" ada 11 bilik, didalamnya terdapat pekerja laki-laki yang bertugas mencap lilin ke bahan dengan menggunakan cap berukuran 18x18 cm. Masing-masing pekerja bisa selesai mencap 1 helai kain berukuran 2.85 m dalam sehari. Kesulitan yang paling sering ditemui pada proses ini adalah menuangkan pola yang berkesinambungan ke dalam bahan berukurunan 2,85 m. Ditengah udara yang "hangat" dan bau, ada sebuah hal yang menggelitik dan membuatku tertawa. Ada seorang pekerja yang menempelkan gambar (bukan poster) penyanyi muda berbakat Indonesia, yaitu Bunga Citra Lestari. "Biar ngecapnya lebih semangat mbak..", ujar pemuda itu. Sungguh polos ucapan yang keluar dari mulutnya.
Tak jauh dari ruang pencapan, tampak 3 orang gadis yang dengan lemah lembut menuliskan corak ke sehelai kain. Inilah proses awal dari batik tulis. Sangat berbeda dengan batik cap, pengerjaan batik tulis jauh lebih memakan waktu, yaitu lebih dari 1 minggu untuk sehelai batik. Yang membuat kuterperangah adalah mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 2 bulan untuk belajar menulis pola/motif di atas kain. Benar-benar waktu yang tergolong singkat untuk belajar hal rumit! Dalam proses penulisan motif, terdapat proses yang benar-benar menonjolkan sisi feminin dari gadis-gadis tersebut. Yaitu proses peniupan canthing setelah mereka memasukan lelehan lilin ke dalam canthing.
Perjalanan dilanjutkan ke proses selanjutnya, yaitu proses pewarnaan. Proses ini dilakukan dengan cara membentang kain dengan menggunakan kayu sebagai sanggahan, yang kemudian perlahan-lahan dioleskan cairan pewarna sampai seluruh bagian terlapisi. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, proses pewarnaan ini diulang beberapa kali sampai jadi komposisi warna batik yang sesuai dengan yang diinginkan.
Pemberhentian terakhir adalah ruang kerja dari Pak Komar yang bersebelahan dengan ruangan yang digunakan sebagai gudang. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah komputer dan kumpulan koleksi cap dengan berbagai desain yang tersusun rapi pada beberapa rak bertingkat berdasarkan kategori desain. “Sekitar 150 desain sudah saya daftarkan sebagai hak cipta” ujar sang pengurus Yayasan Batik Indonesia. Tidak jarang ada beberapa daerah meminta untuk dibuatkan motif batik yang sesuai dengan kebudayaan mereka. Dan hal tersebutlah yang membuat Batik Komar semakin dikenal seantero tanah air bahkan manca negara.
Umumnya, batik tulis memiliki harga jual yang jauh lebih mahal dibanding dengan batik cap. Tetapi hal tersebut tidak berlaku pada Batik Komar yang lebih banyak memproduksi batik cap. Kualitas dari produk yang dihasilkan oleh Batik Komar sudah diakui oleh berbagai pihak. Tidak sedikit daerah yang meminta untuk dibuatkan motif batik yang sesuai dengan jati diri daerah mereka. Keberhasilan Batik Komar dalam memperkenalkan batik sebagai budaya bangsa patut diacungi jempol, karena secara tidak langsung bisa memperlihatkan kepada dunia bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya.
Wednesday, August 5, 2009
Karaoke yang "KENTANG"
Tuesday, August 4, 2009
Innalilahi... mbah surip meninggal!
Sunday, August 2, 2009
My days at Umang Island...Chapter 3
Tuesday, July 28, 2009
My days at Umang Island...Chapter 2
Sunday, July 26, 2009
My days at Umang Island...Chapter 1
1st CHAPTER
Perjalanan dimulai sekitar jam 0745 (molor 45 menit dari jadwal semula) dari samping BRI2. Rombongan GTA terdiri dari 6 bis (sekitar 150 orang). Kebetulan gw ikut ke dalam rombongan (bus) yang dikomandoi orang seorang wanita perkasa yang tidak kenal lelah, jadi sepanjang perjalanan Jakarta sampe Anyer terus didongengin, mulai dari berita gress tentang Final Futsal, sampe cerita 17++. Setelah kurang lebih 6 jam yang diisi dengan tawa, teriak dan pertanyaan "masih jauh ga sih??" berlalu akhirnya sampai juga kami di dermaga penyebrangan ke Pulau Umang.
Monday, July 20, 2009
One fine day (^o^)
Saturday, July 18, 2009
Late night movie....**fiuuh**
Monday, July 13, 2009
No FB & YM during office hour
Thanks for your time ^o^
A young man learns what's most important in life from the guy next door.