Sunday, December 26, 2010

Ini MANADo bukan MENADO! Part 1

Ide perjalanan yang datang tiba2 dan berakhir dengan rasa puas yang tak berujung.

Sekitar pertengahan bulan Oktober karena melihat promo sebuah maskapai yang gila2an, saya berdua dengan teman sekantor tergoda untuk melakukan sebuah perjalanan ke daerah Asia Timur. Entah karena bukan rezeki, atau memang belum waktunya kami pergi, tiket promo yang digembor2kan sang maskapai sudah tidak bersisa, alias sold out! Terlanjur sudah mengambil jatah cuti, akhirnya kami memutuskan membanting setir dan memutuskan untuk berkelana di dalam negeri tercinta ini. Setelah melihat, menimbang akhirnya kami memutuskan untuk melancong ke wilayah Indonesia bagian tengah, lebih tepatnya Manado.

Perjalanan ini bisa dibilang tanpa rencana, karena kami sama sekali tidak sempat untuk merancang sebuahitinerary. Satu hal yang jadi pegangan, yaitu salah satu teman saya bedomisili di Manado dan beliau siap untuk menampung kami selama beberapa hari. Dan, Alhamdullilah, seminggu sebelum keberangkatan saya mendapat ajakan tur bareng dari seorang teman yang kebetulan juga merencanakan untuk berkunjung ke Manado di waktu yang hampir bersamaan.

02Dec2010, flight pukul 0830WIB(ish). Berdua dengan teman yang phobia naik pesawat (walaupun sudah sangat berpengalaman naik pesawat) saya mengalami perjalanan yang terbilang menegangkan. Diserang dengan turbulence beberapa kali yang bahkan membuat saya berpikir "Gosh, I'm not married yet!!". Tetapi Alhamdulilah, ternyata kami bisa sampai dengan selamat di Bandara Internasional Sam Ratulangi (yang terkenal dengan slogan Si Tou Timou Tumou Tou) sekitar jam 1430WITA dan kemudian dijemput oleh teman saya dan keluarganya (lengkap!). Sisa hari pertama kami habiskan dengan beristirahat di kamar dan bekeliling kota Manado di malam hari yang ternyata tidak seramai yang saya perkirakan.

03Dec2010. Hari ini saya berencana ikut dengan rombongan teman yang baru berangkat dari Jakarta menuju ke sebuah Cagar Alam di daerah Bitung yang terkenal dengan Tarsiusnya, yaitu The Tangkoko Nature Reserve. Pagi sampai siang hari kami menyempatkan untuk keliling kota Manado dan mencoba kuliner khas kota ini, Bubur Tinutuan dan Mie Cakalang. Sekitar jam 5 sore kami mulai berangkat ke Tangkoko dengan menggunakan mobil sewaan. Perjalanan antara Manado kota ke Tangkoko ternyata cukup jauh, di tengah perjalanan kami sempat melihat Patung Yesus Memberkati yang ternyata berada di sebuah perumahan. Sampai di Tangkoko kami (rombongan ber 4) langsung menyantap makan malam yang sudah disediakan oleh pengurus guesthouse tempat kami menginap. Setelah makan malam dan membahas rencana trekking esok pagi, kami langsung beristirahat karena besok harus bangun pagi sekali.

04Dec2010. Hari ini jadwal kami tergolong padat,bangun jam 0330, langsung bersiap2 untuk memulai trekking berburu tarsius, monyet dan burung. Jam 4 pagi, dengan bimbingan 2 orang guide, kami mulai menjelajah hutan Tangkoko selama 4jam (ish). Perjalanan yang lumayan menyita tenaga ini ternyata tidak sia-sia, kami berhasil mengabadikan foto2 sang buruan, yaitu Tarsius, monyet, bahkan sempat bertemu dengan ular viper hijau dan laba2 besar (lupa namanya). Trekking pagi ini ditutup dengan bersantai2 di pantai Pare, yang berlokasi tidak begitu jauh dari guesthouse. Rute selanjutnya pada hari ini adalah pelabuhan bitung, dengan tujuan berkeliling menyusuri pulau lembe yang terkenal dengan Trikora dengan menyewa kapal nelayan. Puas berkeliling, kami melanjutkan perjalanan menuju Airport Sam Ratulangi untuk menjemput teman, tetapi di tengah perjalanan kami menyempatkan diri untuk mengunjungi Waruga, tempat pemakaman orang jaman dahulu.

Sekitar jam 2 siang kami sampai ke Bandara, dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Tondano untuk makan siang (telat). Sepanjang perjalanan menuju Tondano kami sempat berkunjung ke Makam Imam Bonjol, dan Alhamdulillah saya sempat sholat di Masjid Imam Bonjol yang berlokasi di seberang makam. Perjalanan menuju Tondano dilanjutkan, melewati Tomohon, Kota Bunga, yang katanya mirip lembang, tapi menurut saya pribadi Lembang masih jauh lebih bagus. Akhirnya, sekitar jam 4 sore sampailah kami di Danau Tondano! Atas saran dari teman2, kami makan siang di sebuah (satu2nya) restoran yang menghadap langsung ke danau dengan pemandangan sebuah gunung yang ditutupi kabut. Kalo boleh jujur, saat itu saya tidak menemukan sesuatu yang indah disana, mungkin saat itu saya sudah terlalu lapar, jadi yang ada dipikiran cuma MAKAN! Puas makan, puas foto2, dan kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke kota Manado untuk beristirahat, karena jadwal besok juga dimulai dari pagi sekali, yaitu mengunjungi keindahan bawah laut di Bunaken dan sekitarnya.

Mau tau kisah selama mengunjungi Bunaken dan sisa perjalanan saya di Manado? Tunggu part 2 2 nya ya

Thursday, October 14, 2010

I (officially) am a backpacker now

Sekarang gw bener-bener ngerasa menjadi seorang backpacker! Karena gw bisa pergi melancong sendiri! Walaupun sebenernya pengalaman backpacking gw cukup lumayan, tapi di perjalanan2 itu gw pergi berkelompok. Dan, minggu kemarin gw memberanikan diri untuk mencoba backpacking sendiri, walaupun baru berani sampai Negara tetangga doang. Per tanggal 11OCT10 kemaren gw memulai perjalanan 6hari5malam dengan tujuan Singapore – Kuala Lumpur. Perjalanan ini terbilang dadakan, karena awalnya gw merencanakan untuk pergi ke Perth untuk mengunjungi temennya temen kakak gw (ribet ajah). Rute yang *tadinya* mau gw jalanin emang mampir dulu ke Singapore (rencananya mo ke USS), baru ke Perth. Nah, karena visa gagal, akhirnya gw gunainlah tiket CGK – SIN yang udah keburu dibeli.

Jujur aja, setelah gw dapet kabar kalo pengajuan visa ditolak, gw sempet down, marah2 ga jelas, dan “agak” bersumpah untuk tidak menginjakan kaki gw ke Negara kangguru ini (ga penting yak!). Tapi, saat itu gw bertekad untuk tetap pergi, walaupun beda rute (yaiyalah, cuti udah ditangan meeennn!). Rute pertama yang kepikiran ma gw tuh JKT – SIN – MFM/HKG. Tapi karena permintaan reroute gw kaga digubris ma pihak airlines, makanya gw mengalihkan MFM/HKG ke KUL. Dan, pas awal oktober gw mulai hunting guesthouse ma tiket pesawat dari KL. Sialnya, karena gw berangkat sendiri, guesthousenya jadi agak mahal.

11OCT10, bermodalkan keril pinjeman ma peta Singapore dari temen dimulailah perjalanan gw. Hari itu gw berangkat nyubuh dari rumah (sekitar jam4), dianter bokap naek motor ke terminal rawamangun (mo ngakak gw kalo inget ini). Gw sampe jam 0925 waktu SG, rencana awal ke USS pun gw batalin, dan gw milih untuk ngurus masalah tiket di counter salah satu penerbangan. Masalah tiket kelar, gw langsung cabut ke guesthouse yang ada di north bridge street (depan bugis junction), check in, naro barang, ngasi kabar ke kakak gw (guesthousenya ada fasilitas free internet) trus cabut nyari lokasi terminal bus ke KL (golden mile complex) on foot.

Di tengah perjalanan ke golden mile, gw singgah buat sholat di Sultan Mosque yang ada di sekitar arab street. Ini bisa dibilang jadi mesjid favorit gw selama di Singapore kemaren, soalnya segala serba bersih dan orang2 di sekitar sana ramah2 semua. Kocaknya waktu itu gw sampe sana sekitar jam 1245, dan langsung sholat dzuhur, pas gw dah kelar sholat, eeh adzan baru bunyi! Gw lupa kalo disana sholatnya emang lebih siang. Akhirnya gw sholat lagi deh. Lanjut dari sana gw keliling di Arab street dan kemudian NYASAR! Gw salah liat nama jalan, eh malah jadi berujung muter ga jelas (gw banget!). Ternyata ada seorang bapak2 yang ngeliat gw jalan sambil liat peta, dia nanya tujuan gw dan akhirnya dia menawarkan diri buat nganter gw. Dia kaget pas tau gw jalan ke sana sendiri, trus sambil jalan dia terus ngasih wejangan buat gw (sampe nyuruh gw cepet nikah *cih*). Kalo katanya sih gw itu sepantar ma anaknya, and FYI his name is the same with my father!

Sampe Golden Mile gw akhirnya langsung book tiket buat tanggal 12OCT10 jam 2330. Dan dari situ si bapak tampak kaga tega ninggalin gw keluyuran sendirian, dan dia ngajak gw keliling orchard road (plus nraktir lunch) soalnya gw ada rencana mo ke hotel tempat temen gw yang ada di deket stasiun Dhobby Ghaut. Setelah berjam2 jalan kaki keliling, gw dianter ke hotel temen, dan si bapak itu pulang kerumahnya (terima kasih banyak ya pak!). Sialnya temen gw ga ada di kamar, setelah gw nunggu 30mnt, dia belom balik, akhirnya gw memutuskan untuk balik ke guesthouse.

Day 2, hari penuh perjuangan karena gw harus bisa berkunjung ke beberapa spot TA dan mengandalkan kaki (ngirit.com). Hari itu gw bangun pagi buat sarapan, trus langsung lanjut tidur sampe jam 10 (buat memupuk energi). Bangun tidur (kedua kali), mandi, siap2 trus langsung check out. Untungnya guesthouse itu punya luggage storage, jadi gw bisa melanglang buana dengan bawaan minimal. Tujuan pertama, The famous merlion park! Kalo gw perhatiin dari segitu banyak turis yang dateng, paling banyak berasal dari Thailand *sotoy*. Orang2 pada sibuk moto, dan gw sendiri sibuk ngadem. Puas moto (in orang), gw lanjut ke China Town (on foot pastinya!). Berhubung waktu itu pas dengan jam siang orang kantoran, jadi jalanan termasuk penuh dengan orang2 yang sedang mencari makan siang. Gw cukup terjebak lama di daerah Chinatown (terjebak pula membeli tas kamera… ooohh nooo!!), setelah banjir keringat dan kantong jadi kering, gw pun sholat dzuhur di mesjid yang berada di sekitar situ dan lanjut makan siang di salah satu resto india yang bersertifikasi halal. Perut kenyang, keringat ilang, perjalananan pun dilanjutkan ke Little India atau lebih tepatnya Mustafa Center (MC), kali ini gw naik MRT (capcay jalan kaki).

Dari stasiun MRT ke MC cukup jauh, melewati Jalan Serangoon yang penuh dengan penjual2 barang murah meriah. Ga kerasa udah waktunya Ashar, akhirnya gw sholat dulu masjid di seberang MC, baru lanjut hunting barang di MC. Entah apa emang karena gw kurang tau harga, atau memang harga2 di MC murah2 ya? Gw sempet terkesima dengan harga earphone Ipod/phone yang cuma 14SGD! Bahkan ada jam yang cuma 5SGD! MC bener2 ngingetin gw ma Hypermart di Osaka yang namanya Man Ei. Super duper lengkap, dan yang pastinya MURAH! Dikarenakan tempatnya yang sangat besar, cukup makan waktu untuk gw mengelilingi MC sampai puas. Puas muter, gw ambil jalan muter buat ke stasiun MRT, tujuannya sih mau sholat magrib di Masjid Al Gofur, eh tapi entah kenapa gw kaga nemuin tu mesjid, akhirnya gw nyerah dan langsung balik ke Bugis. Sampe di Bugis, gw langsung ke Mesjid Sultan, numpang sholat (ma mandi), lanjut makan malem, ambil keril trus capcus ke Golden Mile buat melanjutkan perjalanan ke KL.

Total yang gw abisin di SG sekitar 200SGD (lebih dari setengah buat belanja.. hahaha). Yang berat adalah bayar guesthouse, karena awalnya gw book private room buat 2 orang, tapi yang satu cancel, jadi gw kudu bayar biaya 2 orang (_ _). Buat sesi KL, lanjut di blog berikut yak, secara perjalanannya belum selesai :p

**Info tambahan**

Biaya yang gw keluarin selama di Singapore:

Hotel : SGD45 (twin basis room, breakfast include)

MRT +bus(for 2days) : SGD9.1 (start from changi until golden mile)

Meals (for 2days) : SGD 22.8 (Lunches and dinners)

Drinks (for 2days) : SGD10.7 (buat selama perjalanan keliling kota)

Night Bus to KL : SGD20

--------------------------------- +

Total : SGD107.6


Web yang mungkin berguna:

http://www.cozycornerguest.com/ (guesthouse yang gw pake, great location but cant say much about the room)

http://www.smrt.com.sg/main/index.asp (SMRT official web, bisa liat map dan cek harga)

Wednesday, September 1, 2010

*Been There, Done That (SUDAH PERNAH)*

Berawal dari sebuah aplikasi di suatu jejaring sosial, terpikir oleh gw untuk menulis ini. Aplikasi itu menjabarkan mengenai kota-kota yang pernah, akan kita singgahi, juga kota2 yang menurut kita bisa kita sarankan untuk didatangi. Karena gw masih tergolong cupu mengenai hal mejelajah kota/tempat2 di dunia yang luar biasa luas ini, akhirnya gw membuat checklist ini sekedar untuk mengingatkan gw akan "target" yang alangkah bagusnya bila bisa gw penuhi. Listnya akan terbagi 3, SUDAH, SARAN, AKAN (jangan kaget kalo kebanyakan isinya pantai!). Di Page ini gw akan memaparkan bagian SUDAH, dan 2 lagi akan menyusul di page selanjutnya! So, let's just see the list, shall we?


1. Pulau BALI


Siapa yang tidak kenal Bali? Hampir seluruh orang didunia tau Bali, The Paradise Island. Alhamdulillah gw udah beberapa kali berhasil berkunjung dan selalu amazed dengan keindahan pulau tersebut. Keindahan pulau ini ga cuman terlihat dari fisik, tapi kebudayaannya yang masih sangat kental dan tidak tergeserkan walaupun bisa dibilang, kalo pergi ke Bali berasa pergi keluar negeri (karena banyak sekali orang asing). Satu hal yang agak memberatkan gw untuk sering datang kesini adalah harga yang tergolong sangat mahal untuk kalangan turis domestik yang hanya memiliki uang pas2an (gw banget!)


2. Pulau BELITONG


Pulau ini baru dikenal luas karena sebuah buku karangan Andrea Hirata yang menceritakan mengenai kisah seorang anak asal belitong yang berhasil sukses merambah benua Eropa. Walaupun tidak seterkenal Bali, buat gw Belitong memiliki nilai lebih yang mungkin tidak dimiliki oleh pulau Bali. Batu2 besar yang indah, keindahan bawah laut yang masih "agak perawan" dan ga ketinggalan makanan laut yang sangat enak dan murah!


3.Pulau Sempu


Berawal dari ajakan seorang teman dan hasil dari browsing di internet, akhirnya gw berangkat menuju pulau Sempu yang berlokasi di Jawa Timur. "Pulau yang masih perawan", itulah hal utama yang bikin gw sangat tertarik untuk sekedar mengenal lebih jauh sang pulau perawan itu. Entah apa karena bad timing (hujan) atau perjalanan yang sangat berat (4jam tracking di lumpur), gw kurang bisa melihat keindahan dari pulau tersebut. Ketika gw sampai, pulau yang sebenarnya cagar alam itu tampak kotor dan dan "berantakan".


4. Kepulauan Seribu


Tempat favorit gw untuk sekedar melihat pantai yang bersih dan snorkeling. Salah satu pulau yang terkenal akhir2 ini adalah Pulau Tidung, pulau yang terkenal dengan jembatannya. Alhamdulillah gw pernah mengunjungi pulau ini tahun lalu, terbuai dengan keindahan sunset/sunriseview dari jembatan dan keindahan bawah lautnya yang bisa terlihat secara kasat mata dari atas :)


5. Pattaya, Thailand


Berjarak beberapa puluh kilometer dari Bangkok, terdapat sebuah kota pesisir pantai yang mengingatkan gw akan Kuta, Bali. Kota tersebut bernama Pattaya, kota yang agak sulit untuk dicapai dengan bis (atau gw aja yang males nyari2 bisnya). Kalau mengenai keindahannya, Pattaya masih dibawah Bali, tapi kalau dilihat dari "kehidupan malam", Pattaya memiliki banyak hal menarik, salah satunya adalah Lady Boy Cabaret Show. Walaupun agak menguras uang, tapi pertunjukkan sangatlah sayang untuk dilewatkan!


6. Phuket Island


Pulau kecil yang berjarak sekitar 1800km dari Jakarta ini dikenal di hampir seluruh dunia. Dan dikatakan pulau ini adalah salah satu penyebab kemajuannya Thailand tourism (didukung dengan pemasarannya yang okeh!). Rasa penasaran menggelitik gw untuk sekedar mengetahui dimanakah letak keindahan dari pulau ini. Setelah kurang lebih 4hari berjuang mengelilingi pulau ini, gw cuma bisa bilang, it's really worth the journey! Nice view, cheap foods and loads of Bule (haha!).


7. Kyoto, Jepang


Gw punya kesempatan untuk mengunjungi "Kota Kuil" ini sewaktu training di Jepang tahun lalu. Kebetulan saat itu lagi musim gugur, gw berniat untuk melihat Koyo (daun momiji yang memerah). Gw cuma bisa bilang, KOK DI INDONESIA GA MERAH2 SIH DAUNNYA?? Daun momiji yang berubah warna menjadi merah itu terlihat sangat bagus! Saran gw, kalo mau liat pemandangan Koyo yang maksimal, pergilah ke Arashiyama sekitar pertengahan - akhir November! Pasti kalian ga akan bisa berhenti moto! Oh satu lagi, for Kyomizudera? it's totally exhausting!


Untuk sementara, gw berhenti di nomor ke7 karena gw agak lupa dengan tempat2 menarik yang pernah gw kunjungi. Semoga bisa menjadi masukan yang lumayan berguna ya! See you again on the next page for RECOMMENDED PLACES! Ciao...

Friday, June 25, 2010

Kisah tidak menyenangkan di Kelurahan!

Hari ini dengan terpaksa gw menggunakan cuti untuk ngurus (hampir) semua kartu2 gw yang ilang minggu kemaren. Salah satu yang masuk jadwal adalah penggantian KTP hilang. FYI sekarang kalo mo ngurus KTP musti orang yang bersangkutan, ga bisa nitip2 ke orang lagi, karena kita harus photo dan ngasih sidik jari, yah kaya bikin passport gitu deh.
Dengan sekuat tenaga gw coba untuk bangun pagi biar masalah kartu2 ini kelar secepatnya dan gw bisa liburan dengan tenang. Tujuan pertama adalah Kelurahan (untuk mengurus KTP). Sampe di Kelurahan (ditemeni nyokap), gw nyerahin berkas2 yang diperlukan ke petugas, trus ga lama kemudian gw dipanggil buat photo dan ngasih sidik jari. Abis itu gw diminta nunggu soalnya si petugas mo minta tanda tangan bosnya (buat resi).
Disela waktu pas nunggu itu gw iseng2 keliling kelurahan dan tertarik dengan papan yang bertuliskan "Biaya Retribusi" yang tertampang jelas di depan loket. Dipapan tersebut tertulis : Pembuatan KTP
a. WNI : Rp. 0
b. WNA : Rp 0
Nah kalo ngeliat daftar biaya itu berarti untuk pembuatan KTP itu bebas biaya bukan? Tapi, apa yang tercantum dipapan sangat bertolak belakang dengan kenyataan!! Pas gw dikasih resi (yang akhirnya ga ditanda tanganin juga!!), petugas kelurahan minta duit 10ribu ke nyokap. Gw agak bingung soalnya di papan biaya udah jelas2 untuk pengurusan KTP itu bebas biaya!
Nah, kenapa sekonyong2 si petugas minta nyokap gw bayar 10ribu dan tidak ada tanda terima!! Iseng gw nyeletuk, "Pak kan bukannya pembuatan KTP gratis? Itu jelas2 terpampang di papan biaya retribusi kok!". Dan dengan seenak udelnya tuh petugas bilang, "Kalo mo gratis ngurus sendiri sampe kecamatan". Yang bikin tambah gw kesel lagi, pas gw "agak" mo berdebat ma dia, eh tuh orang malah ngeloyor pergi tanpa basa basi!
WTF?? Sebenernya yang jadi masalah bukan nominal uang yang dia minta ke gw, tapi mental semua (asli ini mah semuanya!) pegawai kelurahan (dan mungkin di level yang lebih tinggi lagi) yang keterlaluan rendahnya! Dan jawaban yang keluar dari mulut orang itu sangat keterlaluan! Bukankah mereka digaji untuk mengurus hal ini??
Jujur aja, gw ga pernah suka dengan hal2 yang berbau pegawai kepemerintahan, dan ga pernah berpikir positif tentang mereka! Tell me am wrong, but it's true, they never help! Kapan Indonesia bisa maju kalo mental pegawai pemerintahannya ajah kaya gitu?? BTW, no hurt feeling buat orang yang ngerasa ga pernah melakukan ini, tapi buat yang sering melakukan hal seperti ini, Tolong, HENTIKAN SEKARANG JUGA!! Karena hal seperti inilah yang bikin rakyat sinis dengan kalian!!

Sunday, April 18, 2010

My top 5 of "so not" on the street

Ga kerasa udah setahun gw "resmi" mengendarai sepeda motor. Dan selama setaun ini gw memiliki daftar kendaraan yang menurut gw sangat menyebalkan kalao ditemuin di jalan. Penilaian ini agak subjektif, soalnya benar2 berdasarkan pengalaman pribadi gw di jalan. Well, just cut the chit chat and here we go, start with the most annoying one.
1. Bajaj yang ngerasa bodynya kecil. Nah, yang ini baru berasa pas gw mulai ngendarain motor. Well, dikarenakan motor bodynya kecil, maka pas macet sering kali sang pengendara berjalan diselipan (antara) mobil-mobil. Ternyata banyak dari supir bajaj yang berpikiran untuk ngambil jalur yang sama. Dan itu salah!! Sering kali motor gw stuck gara2 si bajaj itu maksa untuk ambil jalur yang notabene cuma muat diselipin motor, dan ujung2nya motor yang ada di belakang bajaj itu stuck. (What the....??). Dan pastinya, asap yang keluar dari bajaj itu lebih parah dari asap yang keluar dari bis ato metromini! It's just suck!!
2. Metromini yang si supir ngerasa punya jalan. Jaman sekolah dulu gw suka sebel naik metromini, soalnya angkutan yang satu itu suka brutal, ngebut ga karuan dan yang pasti supir ma keneknya serem2! Dan sekarang ketika gw ga naekpun, rasa sebal itu malah bertambah. Sering banget jalur gw "diambil paksa" ma para supir aneh itu. Mereka seenaknya banting setir ke kanan dan ke kiri tanpa merhatiin kendaraan lain yang sedang ada di jalur tersebut. Belum lagi asap hitam yang sering dikeluarkan dari knalpot yang kadang2 suka nyebur ke muka gw!! Asem deh!!
3. Motor yang knalpotnya mengarah ke atas. Ini yang beneran bikin gw bingung. What's the purpose?? Aneh aja menurut gw, orang memodifikasi motornya dan ngubah arah knalpotnya ke atas. Ya, mungkin ada tujuan tertentu sih, tapi yang pasti itu mengganggu pengendara motor lainnya! Kenapa? Soalnya sering kali pengendara motor yang berada di belakangnya terkena "semprotan" asap yang bau kalo si motor tersebut ngegas! Bener-bener bikin esmosi jiwa!
4. Mobil yang ga mau di salip. Mobil memiliki maksimal kecepatan yang jauh banyak di banding motor, tapi kalo di saat macet motor hampir bisa dipastikan kalah cepat dari motor. Tapi kayanya ada beberapa pengendara mobil yang ga bisa nerima kenyataan itu dan sering nyalain klakson kalo ada motor yang berusaha menyalip mereka, atau lebih tepatnya nyelip. Beneran ga abis pikir deh kalo yang satu ini mah.
5. Gerobak tukang jualan. Hampir setiap hari gw nemuin gerobak tukang sayur atau tukang buah yang dengan santainya jalan di jalur kendaraan bermotor. Dan seringnya mereka menyebabkan kemacetan di jalan. Tapi gw ga bisa komentar apa-apa tentang ini, toh mereka juga ga jelas jalurnya ada di sebelah mana (T_T).
Diluar hal2 yang menyebalkan diatas, gw ngerasa kalo bawa motor tuh menyenangkan sekali! Bisa nyelip di jalan yang macet, dan bisa sampai tujuan lebih cepat dibandingkan naik bis ataupun mobil! Tapi walaupun gw seneng nyelip, tapi gw ga suka ma motor yang suka naik ke trotoar! That is so wrong, coz it's for pedestrian only! But overall, I'm so glad i can ride a bike!


Wednesday, March 24, 2010

Fantastico Pattaya and so so Bangkok

Perjalanan gw menjelajah Thailand dimulai tanggal 17 Maret 2010. Dengan jadwal flight jam 4 sore, gw janjian dengan teman2 yang lain sekitar jam 2an di salah satu fast food yang berlokasi terminal 2D. Berhubung tanggal 17 Maret itu adalah hari kerja, terpaksa gw berangkat sendiri ke airport naik Damri. Jujur ini adalah kali pertama gw naik Damri ke airport, dan ga pernah kepikir ma gw kalo Damri itu akan muter ke semua terminal. Alhasil, gw pun berasa kaya anak yang tersesat waktu satu persatu penumpang mulai turun (katro banget!). Untungnya (Indonesia banget deh), terminal tempat gw turun belom kelewatan, so ga jadi nyasar deh.


Selesai check in, kita langsung menuju lokasi boarding (setelah melewati berbagai macam pemeriksaan tentunya). Ternyata gw satu pesawat dengan rombongan artis!! Walaupun gw ga tau namanya siapa, tapi kata temen gw mereka adalah artis yang lumayan terkenal. Hmm.. heran, kenapa seorang artis terkenal naik low cost airlines kaya gw ya?? Wonder why?? Anyway, the flight was smooth, no problem at all. Gw mendarat di Suvarnabhumi Airport sekitar jam 1945 dan langsung naik taxi menuju Pattaya dengan biaya sebesar 1500THB untuk 4 orang (mahal ya boo!!). Sebenernya ada cara lain yang lebih murah, which is by bus only cost 113 THB/person. Tapi dikarenakan hari udah tergolong malam, akhirnya kita memutuskan untuk naik taxi tersebut.

Ternyata perjalanan ke Pattaya cukup memakan waktu, yaitu sekitar 2 jam (pantes mahal!!). Gw nginep di sebuah hostel di kawasan Jomtien Beach, dan karena kesalahpahaman, kita dikasih kamar yang harganya mahal (sekitar 350 THB/person/night). But it's all worthed!! The room are huge, with complete facilities (includes Wifi in each room)!! Malam itu kita menyempatkan diri jalan-jalan di sekitar Jomtien road sambil cari makanan, tapi berhubung udah lumayan larut ga begitu banyak restaurant yang buka. Akhirnya menu makan malam waktu itu hanyalah sebuah Pop Mie Thailand dengan harga murah tapi rasanya meriah (ennaakk banget)!!

Keesokan paginya, setelah makan pagi di pinggir pantai (hasyah!), kami berangkat menuju Koh Larn (Coral island). Hanya berbekal selembar kertas yang diberikan oleh pemilik hostel, kami mulai menawar taxi (mungkin lebih tepatnya angkot) untuk mengantar sampai ke pelabuhan. Pelabuhan Pattaya tidaklah besar, tetapi tergolong rapih dan bersih (jauh berbeda dengan pelabuhan muara angke). Disana terdapat beberapa kapal besar yang akan mengantarkan para pengunjung ke berbagai pulau kecil yang berada di dekat Pattaya. Ongkos yang dibutuhkan juga tergolong murah, yaitu sekitar 30THB/person one way dengan tujuan ke Koh Larn.

Perjalanan menuju Koh Larn terbilang cepat, yaitu sekitar 30-40 menit. Dari jauh tampak deretan payung berwarna-warni dengan kursi untuk berjemur yang membuat pantainya tampak cantik. Sayang sekali, deretan kursi itu tidaklah gratis. Di pulau ini juga terdapat banyak sekali kios-kios yang menjual souvenir atau pakaian-pakaian dan berbagai macam restaurant yang hampir semuanya menyajikan seafood. Pulau ini tergolong pulau cukup besar, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama jika berniat menjelajahi pula secara keseluruhan. Bahkan tersedia juga minibus untuk mengantarkan pengunjung ke belahan lain yang "katanya" sih lebih bagus. Tapi karena jadwal hari ini lumayan padat, kami memutuskan hanya beputar di satu sisi pantai saja. Sekitar 3 jam kami habiskan untuk berbelanja, makan siang (murah meriah!) dan main sebentar di pantai lalu kembali ke Pattaya.

Tujuan selanjutnya adalah walking street di dekat harbour dan Alcazar Cabaret Show yang jika dilihat dari peta "tampaknya" bisa dicapai dengan berjalan kaki. Berhubung hari masi sore (sekitar jam 4), walking street masih belum terlalu ramai dengan pedagang. Sebaliknya di sepanjang pantai pattaya, banyak sekali kios dan pub-pub yang cukup ramai (sangat bertolak belakang dengan Jomtien beach yang cenderung sepi). Satu hal yang bikin gw ga abis pikir, di sepanjang pantai pattaya ini banyak terdapat penjual DVD bajakan dan hampir semuanya terang-terangan menjual DVD porno (beda ma glodok yang cara jualannya sembunyi2). Ternyata jarak antara walking street ke Alcazar Cabaret Show yang berlokasi di Pattaya 2nd road tidaklah seperti perkiraan kami, tapi memakan waktu lebih dari 2 jam berjalan kaki!! *fiiuh*

Ada 2 jadwal show di Alcazar Cabaret tiap harinya, yaitu jam 1830 dan 2000. Kami sampai ke lokasi sekitar 1815, mepet dengan jadwal show pertama, jadi tiket yang tersisa terbatas untuk VIP seat (dengan harga 800 THB) dan additional seat di deretan belakang atau di pinggir (dengan harga 600 THB). Kamipun milih additional seat yang dipinggir (nasib orang ga punya duit..huhuhu). Semua harga termasuk satu gelas soft drink (keknya ini semacam Show and Beverage deh...). Anyway, the show was magnificent, those Lady Boys surely can dance, they beat hell out of me!! Show sepanjang 1jam 15menit bener-bener bikin gw tercengang!! Dan ternyata setelah selesai pertunjukan ada sesi photo bareng lady boy, cukup dengan 40THB kita bisa berphoto dengan para bintang pertunjukan itu.

Ga kerasa udah jam 8, perut mulai bergejolak. Kami memutuskan untuk makan di samping parkiran Alcazar yang banyak terdapat penjual makanan khas Thailand. Berhubung gw suka banget mie, akhirnya gw mesen Mie Kuah Bakso (ala Thailand) hanya seharga 50 THB untuk satu mangkok besar. Selesai makan kami masih berjalan di sepanjang 2nd Road Pattaya sambil memikirkan bagaimana cara kembali ke hostel. Ternyata di jalan yang sama ada juga Cabaret Show bernama Tiffany, yang merupakan "senior" dari Alcazar. Bangunannya pun lebih megah, dan sepertinya harganya lebih mahal ;p. Setelah cape luntang lantung ga karuan, akhirnya kami menyerah kepada supir taxi yang nawarin angkutan balik ke Jomtien dengan harga 180THB (mahhaaall!!).

Beranjak ke hari ketiga, saatnya berpindah ke Bangkok! Sekitar jam 9 kami check out dari hostel menuju ke terminal bis (lagi2 naik taxi yang sebenarnya angkot). Harga tiket bis Pattaya - Bangkok tergolong murah, dengan 113THB kami menuju terminal bis Ekamai menggunakan bis AC. Perjalanan selama 2 jam kami (lebih tepatnya gw) habisin dengan tidur lelap. Sesampainya di Ekamai, kami mulai bingung karena ternyata lokasi guest house dituju lumayan jauh, yaitu Khaosan Road (deket lokasi demo). Bulak balik nawar taxi, harga tetap terpaku di 400THB, terpaksa kamipun menyerah di harga itu. Dan ternyata memang benar jarak antara Ekamai sampai Khaosan Road lumayan jauh, sekitar 1 jam perjalanan.

Setelah beres check in, tanpa basa basi kami langsung beranjak ke salah satu tempat belanja di Bangkok (kalo ga salah namanya Pratunam) menggunakan tuk-tuk. Pasar ini bisa dikategorikan sebagai surga bagi penggila belanja (unfortunately it's not me!), karena harga yang dipatok oleh penjual terbilang murah, bahkan lebih murah dibandingkan dengan harga ITC2 yang ada di Jakarta. Terlebih lagi bagi orang yang berniat membeli lebih dari 3 pcs untuk 1 model. Gw sendiri cuma beli kaos (buat oleh2) dan sepasang sendal Birkenstock (dengan harga 30rb rupiah saja). Setelah puas belanja (atau lebih tepatnya kehabisan uang belanja), kami coba-coba makan di food court pasar tersebut dengan menu mie thailand (lagi??) sambil merencanakan perjalanan kembali ke Khaosan Road. Berbekal peta bangkok gratis yang tersedia di airport, kami berniat untuk mencoba BTS (Bangkok mass Transit System). Akan tetapi niat hanya tinggal niat, berhubung lokasi stasiun BTS lumayan jauh dari pasar, dan kami sudah terlalu capai untuk berjalan lebih jauh lagi, akhirnya BTSpun tergantikan oleh tuk-tuk.

Sampai guest house, istirahat sebentar terus langsung menjelajah Khaosan Road yang penuh dengan tukang jualan (aneka macam baju, aksesori, makanan, dll). Sepanjang jalan dipenuhi oleh tukang jualan dan turis yang lalu lalang (oh i love it!!). Dan, gw pun tergoda untuk membeli Pad Thai yang dijual di pinggiran jalan, harganya lumayan murah, 25THB buat Pad Thai with egg, dan masing2 40THB buat Pad Thai with Chicken or Beef. Seumur hidup gw, baru kali ini gw makan (lumayan berat) sambil jalan-jalan! Selesai muterin Khaosan Road, kita balik ke guest house, istirahat sebentar di lobby sambil make fasilitas Wifi buat ngasi kabar ke Jakarta (a.k.a pasang status di FB dan YMan... hihihi).

Dengan begitu perjalanan di Bangkok pun berakhir, dan dilanjutkan dengan ubek-ubek Phuket (another beach!!) yang kayanya bakalan gw sambung di post selanjutnya. So please stick around for more story ;p

Cheap trip to Thai?? Why not??


Trip 8hari 7malam ke Thailand dengan modal sekitar 3 jutaan?? Yap, gw baru aja balik dari sebuah trip yang terbilang murah itu. Bahkan budget tersebut sebenarnya bisa ditekan lagi menjadi 2.5 juta kalau persiapan trip lebih matang lagi. Bermodal awal tiket return Jakarta - Bangkok - Jakarta seharga 325ribu yang dibeli secara online pada bulan Maret 2009, gw dan beberapa orang teman bermaksud untuk menyambangi Thailand. Berhubung tiket pesawat yang kita beli adalah tiket promo 0 rupiah, jadi jadwal keberangkatannya cukup lama yaitu 17 Maret 2010.

Sebulan menjelang hari keberangkatan, masih belum juga ada itinerary tersusun untuk trip ini. Dan setelah mencontek beberapa itinerary tour, akhirnya kami memutuskan rute perjalanan kali ini adalah Jakarta - Pattaya - Bangkok - Phuket - Jakarta. Sayangnya, dengan itinerary ini berarti kita harus give away tiket Bangkok - Jakarta dengan percuma (mumpung harganya murah... hihihi) dan membeli tiket baru lagi dengan rute Bangkok - Phuket - Jakarta. Alhamdulillah kami bisa dapat tiket murah meriah (masih menggunakan airlines yang sama) hanya dengan resiko jadwal keberangkatan yang agak pagi.

Berhubung di bulan February kuota kerjaan gw lagi lumayan banyak, akhirnya gw menyerahkan 100% masalah hotel ke salah satu temen gw dengan satu pesan, kalo bisa cari yang murah meriah (kere mode.on). Thank god Thailand merupakan salah satu negara yang banyak dikunjungi oleh backpacker, jadi tidak terlalu sulit untuk mendapatkan hostel ataupun guest house dengan harga yang sangat terjangkau (maksimal 100ribu rupiah/orang/malam). Dalam waktu seminggu teman gw pun berhasil mereservasi 3 hotel di 3 kota yang akan kita kunjungi.

Jumlah uang yang harus kami keluarkan untuk tiket pesawat serta hotel berkisar 1.5 juta rupiah/orang (quite cheap huh??). Untuk makananpun, tarif yang ada juga terbilang murah, yaitu sekitar 30 (Pad Thai menu) - 150 (Seafood menu) Baht/orang. Masih kurang murah?? Di hampir semua mini marketnya (jangan harap bisa ketemu Indomaret atau Alfamart ya... hehehe) terdapat burger/hot dog seharga 20 - 25 bath, dan tak lupa Mie Dudun yang MasyaAllah enaknya seharga 13bath sajah dengan berbagai macam rasa!! Tetapi sayang beribu sayang, berhubung Pattaya dan Phuket merupakan daerah Pantai dengan sistem transportasi yang terbatas (apa kita aja yang ga ngerti ya?), maka banyak Baht kami yang terkuras untuk membayar Taxi atau yang lebih dikenal dengan nama Tuk-Tuk dengan rate bervariasi.

Untuk sementara cukup ini info yang bisa gw share, untuk info lebih lanjut bakal gw jambreng di post selanjutnya! Please remember that great trip not always need loads of money! So keep traveling...

Sunday, March 14, 2010

Am i too chicken??

Pernahkah kalian ngerasa kalo hidup yang kita jalanin sekarang tuh bener-bener membosankan? Well, gw pernah, malah sering kali. Entah kenapa, gw ngerasa kalo gw salah ambil jalur dari awal. Di 20-an tahun masa hidup gw, ga pernah sekalipun gw ngerasain gairah dalam melakukan suatu hal. Dari masa-masa sekolah, kuliah bahkan kerja! Selama ini gw cuma berani jalan di jalur aman (eh, ini nama panggilan bokap gw lho!!), ga pernah sekalipun yang namanya ambil resiko (maybe i'm too chicken to do it!). Ga bermaksud sombong, tapi dari SD banyak guru yang bilang kalo gw tuh termasuk kategori murid yang pandai. Cuma, sayang teramat sayang, gw juga termasuk murid yang pemalasnya ga ketulungan (aren't we all??). Bisa dibilang prestasi gw selama di sekolah tergolong cukup memuaskan, walaupun pernah sekali dapet nilai merah di raport (curiganya itu gara2 tuh guru ga demen ma gw *curcol*). Dan masa sekolah gw bisa terbilang biasa aja, tanpa meninggalkan jejak yang berarti baik untuk gw ataupun untuk sekolah2 gw itu.

Waktu SMA, gw selalu punya cita-cita jadi koki dan memiliki keinginan terpendam untuk melanjutkan ke sekolah pariwisata. Tapi, kalau saat itu apa yang gw inginkan itu bertolak belakang dengan apa yang keinginan orangtua gw. Sebenernya mereka ga specifically ngelarang gw ambil sekolah pariwisata, tapi mereka lebih berharap gw sekolah di Perguruan Tinggi Negeri (i think it's because the prestige also the low budget). Akhirnya gw memendam keinginan tersebut dan beralih ke Perguruan Tinggi Negeri di Bandung *coret* dengan jurusan ajaib, yaitu Sastra Jepang.

4tahun masa kuliah gw lewatin tanpa kesan yang berarti (kecuali pertemuan dengan teman2 senasib sepenanggungan yang sama2 merasa salah ambil jurusan). Anehnya berhasil lulus dengan IPK yang lumayan (daripada lu manyun). Setelah lulus, gw pun mencari pekerjaan yang selaras dengan latar belakang ilmu bahasa jepang (aahh.. sok idealisnya gw!!). Setelah melewati beberapa perusahaan non Jepang, akhirnya gw bekerja juga di perusahan otomotif milik si negeri penjajah itu. Gw pun bertahan (lebih tepatnya nahan2in diri) untuk dijajah oleh para Jepun2 ga tau diri (and it's all purely because i need the freakin money!!).

Muak dengan orang Jepang, gw coba untuk apply di perusahaan Eropa, yang konon memiliki etos kerja yang jauh lebih baik dari pada Jepang. Dan setelah melewati beberapa periode akhirnya gw berhasil bekerja di sebuah perusahaan Eropa. Lebih tepatnya sebuah perusahaan travel milik Amerika yang berpusat di Inggris. Gw ditempatkan untuk market Jepang (doh!!). Awalnya gw bener-bener ga ngerasa kerja untuk "Perusahaan Jepang", karena atasan langsung gw adalah orang Indonesia yang memiliki etos kerja sama dengan orang Eropa (ga kaku). Tapi, mulai tahun lalu perasaan itu perlahan-lahan terkikis, dan gw mulai merasa kerja untuk "Perusahaan Jepang"!!

Dan, gw nyatakan kalo hari-hari gw mulai kelabu lagi. Jujur aja, awal kerja di perusahaan ini, gw beneran ngerasa kalau ini akan jadi tempat terakhir gw bekerja untuk orang lain, karena gw merasa enjoy bekerja di sini. I thought that this might be a job that i'm looking for all this time, but unfortunately i thought wrong!! Perasaan itu sekarang berubah jadi stress, terindimidasi, dan banyak hal yang tidak mengenakan lainnya. Kadang gw berpikir untuk mengambil jalur tidak aman untuk menjalani kehidupan yang gw suka, sesuai dengan keinginan gw. Tapi itu bisa dibilang mustahil untuk dilakukan, karena sekali lagi... I need the freakin MONEY!! But hey... maybe if i marry a great guy with a lot of money i can live a life i always wanted... *yeah in my dream**

**Just lil sumthin from my borin life**

Keep on dreamin'... You'll get there someday...


Out of the blue, gw tiba-tiba pengen nulis kayak gitu. Ga ada alasan yang jelas. Tapi emang, seumur gw hidup, sebagian besar waktu gw dihabisin buat berkhayal a.k.a mimpi. Bukan apa-apa, tapi dengan begitu gw ngerasa ada semangat baru buat mencapai impian tersebut. Memang, untuk mewujudkan sebuah mimpi ga semudah membalikan telapak tangan, perlu perjalanan yang paannjaaanng dan berliku. Ada salah satu impian gw yang Alhamdulillah udah tercapai sekarang, yaitu bersepeda di Jepang. Impian yang aneh ya?? Tapi emang itulah mimpi gw sedari zaman kuliah dulu. Mimpi yang sederhana namun sulit untuk digapai.

Berawal omongan para dosen gw sewaktu kuliah yang sering cerita tentang kehidupan mereka sewaktu di Jepang. FYI, gw ambil jurusan Sastra Jepang. Hampir semua dosen bilang kalau orang Jepang lebih banyak menggunakan sepeda dibanding mobil. Dan dari situlah gw mulai berkhayal untuk bisa bersepeda disana. Tetapi, sayang sekali banyak rintangan yang menghalangi gw untuk mewujudkannya, salah satunya adalah GW GA BISA NAEK SEPEDA dan satu lagi, biaya ke Jepang MUAHAALL!!

Waktu jaman kuliah dulu, gw dicela sama hampir semua temen gw gara-gara gw ga bisa mengendarai sepeda. Yap, gw ga bisa mengendarai sepeda!! Awalnya gw agak kesel dengan celaan mereka, tapi sekarang gw merasa beruntung karena mereka mencela ketidakmampuan gw tersebut. Karena berawal dari situlah mulai bangkit semangat untuk belajar mengendarai sepeda. Well, sebenernya semangat gw muncul karena impian gw itu sih.

Butuh hampir sebulan latihan rutin tiap pagi untuk gw bisa lancar mengendarai sepeda. Alhamdulillah, selama pelatihan itu gw ga pernah sekalipun jatuh dari sepeda. Ternyata ungkapan kalau orang ga akan bisa mengendarai sepeda sebelum jatuh dari sepeda itu salah besar! Buktinya, gw bisa! Ah bangganya diri gw saat itu! Dan, dengan begitu gw mulai maju selangkah untuk mewujudkan impian gw.

Sekarang adalah tahap yang lebih sulit dari sekedar belajar mengendarai sepeda, yaitu biaya untuk ke Jepang. Dulu, waktu masih kuliah, gw sering ikutan seleksi beasiswa, salah satunya adalah beasiswa belajar di Jepang. Tapi sayang sekali, beasiswa ke Jepang itu ga pernah sekalipun mampir ke gw! (siapa juga gw? belajar juga jarang, pake ngimpi bisa dapet beasiswa ke Jepang... hihihi).

Akhirnya gw pun lulus kuliah, dan impian gw masih belum juga terwujud. Sebenarnya impian gw bisa terwujud asalkan gw mau mengeluarkan modal (yang gw ogah keluarin... hihihi) buat program belajar sambil bekerja di Jepang. Banyak dari temen gw yang ikutan program ini, tapi ga tau kenapa gw ngerasa enggan banget ikutan. Akhirnya gw bekerja di sebuah perusahaan Jepang yang lumayan besar, tapi sayang sekali dengan bekerja disitu juga ga bisa memberangkatkan gw ke Negeri Sakura itu (nasib...nasib...).

Waktu berlalu tanpa terasa, impian gw masih ada dalam angan-angan dan gw pun udah bekerja di perusahaan travel, megang market jepang (pastinya!). Suatu hari di tahun 2009, gw ditawarin untuk dikirim ke Jepang untuk training. Entah kenapa saat itu gw agak ragu buat nerimanya (mengingat gw pasti akan kerja bareng orang2 aneh itu!). Tapi setelah gw pikir2, inilah satu-satunya cara buat gw mewujudkan impian gw selama ini, yaitu Bersepeda di Jepang! Dan, akhirnya gw terimalah tawaran tersebut.

Pertengahan Oktober 2009 akhirnya gw berangkat juga ke Jepang, tepatnya ke Osaka. Beberapa minggu pertama gw lebih mengandalkan kekuatan kaki dan dompet (alias jalan kaki atau naik subway). Tetapi lama kelamaan akhirnya gw mulai terkontaminasi oleh teman-teman seperjuangan gw disana (yang kebetulan memang mereka bekerja di Konjen Osaka). Mereka mulai merasuki otak gw tentang nikmat dan murahnya jalan-jalan di sekitar Osaka dengan menggunakan sepeda. Akhirnya, gw memberanikan diri untuk meminjam salah satu sepeda yang terparkir di depan kantor. Dan pada saat itulah gw bisa mewujudkan impian yang selama ini terpendam!! And it felt GREAT!!!!

So, guys... Please keep on dreaming, coz someday you'll get there!! Melalui perjalanan yang panjang dan berliku, gw pun bisa mengaplikasikan mimpi gw jadi kenyataan. Alhamdulillah...

You can't always get what you want!!


You can't always get what you want... You can't always get what you want... Lagu dari Glee Cast itu udah beberapa minggu terakhir gw dengerin. Kemarin gw agak iseng untuk mengulik liriknya lebih jauh lagi, dan ternyata... Liriknya bagus dan kena banget!! Yah, yang ngena ke gw bukan lirik secara keseluruhannya sih, tapi reffrainnya doang, tapi menurut gw lirik lagu ini bener-bener membangun!

You can't always get what you want
You can't always get what you want
You can't always get what you want
But if you try sometimes you might find
You get what you need


Lagu ini awalnya di nyanyiin oleh band legendaris Inggris, Rolling Stones. Dulu gw juga sering denger ni lagu, cuma berhubung pengetahuan bahasa inggris gw yang masih sangat cetek (kayak sekarang dah dalem ajah.. hihihi), gw cuma bisa bersenandung tanpa mengulik lebih jauh lagi liriknya (yang ternyata bagus). Dan, untung sekali sekarang lagu ini dipopulerkan kembali oleh Glee, jadi gw seperti menemukan setitik air di tengah gurun (lebay.com).

Sebenarnya inti sari dari lagu ini adalah kalau kita ga selalu bisa mendapatkan apa yang kita mau, tetapi kita mendapatkan apa yang kita BUTUHkan. Ini sama persis dengan apa yang diajarkan agama (agama gw sendiri Islam). Tuhan/Allah tidak akan selalu memberikan semua hal yang kita mau, tetapi kita akan diberi sesuai dengan kebutuhan kita. Selama ini ga sedikit orang (termasuk gw) yang kecewa karena banyak keinginan kita yang tidak terpenuhi dan berbalik menyalahkan Tuhan karena merasa dianaktirikan (MasyaAllah!). Tetapi kalau kita mau mengamati lebih lanjut lagi, sebenarnya apa yang kita dapat adalah sesuai dengan kebutuhan kita. Ingat, berlebihan itu tidak baik, bisa sakit lho (eh itu mah kegemukan ya... hihihihi). Hidup itu akan lebih indah jika kita jalani segala sesuatunya dengan PAS, tidak kekurangan dan tidak berlebih.

Jujur aja, gw juga termasuk yang suka kecewa kalau ga bisa mendapatkan apa yang gw mau. Tapi berbalik lagi, apakah kalo gw mendapatkan semua yang gw mau hidup akan lebih enak dijalani?? Belum tentu.. Soalnya menurut gw kadang-kadang bagaimana perjuangan kita untuk mendapatkan segala sesuatu keinginan kita itulah yang membuat hidup lebih indah dan bermakna. Bukan begitu??

**Dari seorang Bollie yang sedang waras**