Showing posts with label jalan-jalan. Show all posts
Showing posts with label jalan-jalan. Show all posts

Sunday, August 23, 2009

Sawarna, surga yang belum terjamah




Perjalanan panjang yang menghabiskan waktu lebih dari 7 jam, membuatku semakin penasaran akan indahnya tempat ini. Dan ternyata harapanku menjadi kenyataan.
Kulalui perjalanan yang terbilang panjang dengan tertidur lelap, sesekali terbangun karena guncangan keras akibat dari rusaknya jalan yang dilalui. Kami sampai ke Desa Sawarna, Banten sekitar pukul 4.30 pagi, suasana hening menyambut kedatangan kami. Masih dalam kondisi mengantuk, kami dikejutkan dengan Jembatan Goyang yang harus dilalui untuk mencapai lokasi penginapan. Penginapan yang tersedia bukanlah hotel berbintang, melainkan rumah penduduk yang disewakan, lebih dikenal dengan sebutan Home Stay. Tarif yang dipasang untuk semua Home Stay di desa ini seragam, yaitu 75 ribu per kepala, termasuk 3 kali makan (sarapan, makan siang dan makan malam).

Sesuai dengan rencana, aktivitas pertama adalah berburu matahari terbit di Pantai Ciantir. Pantai ini berada sekitar 300 meter dari penginapan. Di perjalanan sepintas aku melihat sebuah kandang yang terdapat beberapa kerbau, salah satunya yaitu kebo bule, sebutan untuk kerbau albino yang menggelitikku untuk mengabadikannya ke dalam foto. Tak lama kemudian sampailah kami ke Pantai Ciantir. Keindahan Pantai ini benar-benar diluar dugaanku sebelumnya. Pasir yang bersih, deru ombak yang menarik para pengunjung untuk sekedar bermain air, INDAH, sangat indah. Agak unik dalam berburu matahari terbit di desa ini, karena matahari mulai terbit agak siang dan menyembul diantara pepohonan kelapa. Prosesnya naiknya mataharipun cukup lama, sehingga bisa memuaskan hasrat kami untuk mengabadikannya ke dalam foto.

Di pinggir pantai tersebut terparkir beberapa perahu nelayan yang terjejer rapih, rupanya malam kemarin tidak ada nelayan yang pergi melaut. 50 meter agak kebelakang, terdapat tempat pelelangan ikan. Sayang sekali aku tidak berkesempatan melihat pelelangan ikan tersebut. Tak jauh dari situ terdapat bale-bale lokasi yang pas untuk sekedar berteduh dan berkumpul sambil menikmati suasana pantai yang menyenangkan.

Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri pantai yang indah menuju Tanjung Layar. Di tengah perjalanan, aku melihat beberapa kuli bangunan yang sedang menikmati sarapan di bawah pohon rindang. Mereka sedang membangun beberapa cottage di pinggir pantai. "Ini mah yang punya orang bule mba" ujar salah satu dari mereka. Ternyata orang luar lebih aware dengan keindahan alam Sawarna dibandingkan dengan orang-orang Indonesia.

Setelah berjalan sekitar 500 meter, tibalah aku di pantai yang bernama Tanjung Layar. Jarak antara pesisir dan pantai lumayan jauh, harus melewati aliran air yang didalamnya terdapat bintang laut. Dari kejauhan terdengar dengan jelas debur ombak yang pecah oleh karang. Di Tanjung Layar ini terdapat dua buah karang besar, pemandangan akan lebih jelas terlihat apabila kita menaiki salah satu dari karang tersebut. Ombak di Tanjung Layar tergolong sangat besar, sangat cocok untuk dijadikan lokasi surfing. Tidak jarang kami dikagetkan karena sisa-sisa ombak yang melewati karang-karang.

Dengan menyusuri pantai sepanjang 2 kilometer dari Tanjung Layar kita akan sampai ke sebuah pantai yang tidak kalah indahnya, yaitu Legon Pari yang merupakan tujuan terakhir penyusuran pantai siang ini. Pantai ini memiliki struktur pasir yang lebih halus dan bersih apabila dibandingkan dengan Pantai Ciantir. Lokasi yang sangat tepat untuk menikmati kelapa muda di tengah cuaca yang terik. Deburan ombak dan angin sepoi-sepoi sangat memanjakan dan membuatku tertidur pulas di salah satu bale-bale yang terdapat di pinggir pantai. Jika berjalan lebih jauh lagi ke arah timur, kita akan sampai ke Pantai Karang Taraje yang sama indahnya.

Perjalanan kembali ke penginapan juga tidak kalah menarik. Kami harus naik turun bukit serta melewati hamparan sawah yang hijau dan cantik. Trekking yang cukup melelahkan, tetapi kelelahan itu tertutupi dengan indahnya pemandangan di sepanjang jalan yang memanjakan mata. Dari indahnya warna biru pantai beralih ke hijaunya hamparan sawah, bisa dikatakan sebagai surga dunia.

Masih banyak lokasi wisata yang bisa dikunjungi di Desa yang hampir seluruh penduduknya menggunakan bahasa sunda ini. Salah satunya adalah Goa Lalay yang bisa ditempuh dengan trekking naik turun bukit, meniti pematang sawah dan menyebrangi sungai yang dangkal. Jarak yang harus ditempuh adalah sekitar 3 kilometer. Goa ini menyuguhkan pemadangan stalaktit dan stalaknit yang natural dan indah bila diterangi dengan cahaya dari lampu senter. Bagian dasar goa ini adalah lumpur yang memiliki ketebalan sekitar 10-15 sentimeter.

Tidak cukup kosakata yang bisa digunakan untuk menggambarkan keindahan desa Sawarna. Desa yang memiliki keindahan alam yang berlimpah, lokasi-lokasi wisata yang memberikan banyak kejutan-kejutan yang menarik.
NB. Foto-foto bisa dilihat di http://n3ngirma.multiply.com/

Monday, August 10, 2009

Batik Komar, warisan leluhur yang terlukis di atas kain

Hanya dengan 1 jam, aku dapat menambah wawasan mengenai salah satu budaya bangsa.
Mendaki gunung lewati lembah.....(OST Ninja Hattori).
Entah kenapa lagu itu terus terngiang-ngiang di telingaku ketika rombongan kami menuju Workshop Batik Komar yang berlokasi di Komplek Cibeunying Permai, Bandung. Mungkin agak berlebihan jika dibilang harus mendaki gunung dan melewati lembah, tetapi infrastruktur jalan menuju lokasi memang diisi dengan tanjakan yang bisa terbilang curam.

Siang itu cuaca sangat terik, tetapi seketika berubah menjadi segar ketika kami memasuki lingkungan workshop Batik Komar. Kami disambut dengan hangat oleh sang pemilik, yaitu Bapak Komarudin. Nuansa Jawa sangat kental di workshop ini, bisa dilihat dari ukiran-ukiran kayu yang berada di pintu dan serta jendela pada beberapa bangunan. Salah satu hal unik yang kutemukan adalah semua pegawai penerima tamu memakai seragam batik, benar-benar menandakan bahwa ini adalah area Batik.

Di area yang luas itu terdapat sebuah lapangan bulu tangkis serta beberapa bangunan yang memiliki fungsi masing-masing. Yang pertama adalah bale-bale yang berada di sebelah kanan gerbang, hanya berupa lahan bertegel yang diberi atap, tempat yang tepat untuk menikmati segarnya udara Bandung. Hanya beberapa langkah dari situ terdapat lokasi pembuatan cetakan batik yang berbahan baku dari tembaga. Agak masuk ke dalam terdapat gallery, dimana kita dapat membeli kenang-kenangan berupa baju atau kain yang tebuat dari batik. Bergeser ke kiri, di lantai 2 terdapat mess tempat tinggal para karyawan, tidak ketinggalan sebuah mushola yang tampak terawat dengan baik. Di seberang mushola terdapat rumah panggung yang unik, sering digunakan oleh sang pemilik untuk menerima tamu, serta sebuah panggung kecil dangan spanduk yang bertuliskan " Batik Komar, The Longest Indonesian Batik Art in The World".
Sedikit menilik kebelakang, Batik Komar merupakan usaha turun temurun keluarga dari H. Komarudin Kudiya S.IP, M.Ds yang berasal di desa Trusmi yang dikenal sebagai sentra industri kerajinan batik di Cirebon. Kedua orang tua Pak Komar adalah pedagang batik keliling dan sudah memperkenalkan beraneka ragam desain batik kepada putranya sedari kecil. Untuk lebih memajukan usaha keluarganya, Pak Komar pun berhijrah ke Bandung untuk menuntut ilmu. Gelar Sarjana beliau dapatkan di FISIP UNPAD, jurusan Hubungan Internasional kemudian dilanjutkan ke FSRD ITB jurusan Desain untuk program Magister.

Batik Komar didirikan pada tahun 1998, mengambil nama panggilan sang pemilik di lingkungan keluarga dan teman-temannya. Dari awal berdiri sampai sekarang tidak sedikit penghargaan yang sudah diraih, antara lain adalah masuk ke dalam Guiness Book of Record pada tahun 2005 karena berhasil membuat batik terpanjang di dunia (mengelilingi Gedung Sate dengan corak batik berdasarkan kebudayaan dari Sabang sampai Merauke). Sekarang Batik Komar bisa dikategorikan sebagai usah besar karena sudah memiliki pegawai sejumlah 400 orang yang disebar di seluruh workshop dan showroom.

Suasana sangat menyenangkan ketika beliau dengan antusias menjawab semua pertanyaan yang kami ajukan mengenai batik. "Yang membedakan batik dengan bahan bercorak lainnya adalah batik menggunakan lilin sebagai pelintang warna" ujar bapak dari 4 orang anak itu. Untuk mendapatkan batik yang sesuai baik itu desain atau warna, harus melalui beberapa proses. Secara garis besarnya adalah proses penggambaran kain dengan lilin (ngelowong), pewarnaan (terdiri dari beberapa tahapan) dan pelepasan lilin (lorod). Proses ngelowong terbagi dua, yaitu dengan cara dicetak/cap dan ditulis. Di workshop Batik Komar, pembuatan batik menggunakan cap lebih mendominasi dibandingkan dengan batik tulis.

Untuk memuaskan rasa keingintahuan yang memuncak, kamipun diajak berkeliling tempat pembuatan batik yang berada di belakang. Lokasi pertama adalah tempat pembuatan cetakan/cap berdasarkan desain yang terlebih dahulu dibuat dengan komputer. Bahan utama cap adalah lempengan tembaga tipis (0.25 - 0.5 mm) yang konon katanya berasal dari potongan-potongan sisa kabel proyek PLN yang dipipihkan di daerah Tegal. Lempengan tembaga ini harus memiliki ketipisan yang sama, kemudian dipotong dengan ukuran yang sama (sekitar 1 cm). Agar potongan lurus dan untuk menghindari perbedaan ukuran, sebelum dipotong lempengan tembaga tersebut diberi garis terlebih dengan alat yang diberi nama jangka. Proses pembuatan cap ini membutuhkan ketekunan serta ketelitian dari sang pembuat. "Satu cetakan bisa selesai dalam waktu 2 minggu", terang sang pemilik.

Puas dengan penjelasan mengenai pembuatan cap, kamipun melanjutkan ke proses ngelowong dengan menggunakan cap (pencapan), tahap awal pembuatan batik cap. Di ruangan yang memiliki aroma yang khas dan udara yang "hangat" ada 11 bilik, didalamnya terdapat pekerja laki-laki yang bertugas mencap lilin ke bahan dengan menggunakan cap berukuran 18x18 cm. Masing-masing pekerja bisa selesai mencap 1 helai kain berukuran 2.85 m dalam sehari. Kesulitan yang paling sering ditemui pada proses ini adalah menuangkan pola yang berkesinambungan ke dalam bahan berukurunan 2,85 m. Ditengah udara yang "hangat" dan bau, ada sebuah hal yang menggelitik dan membuatku tertawa. Ada seorang pekerja yang menempelkan gambar (bukan poster) penyanyi muda berbakat Indonesia, yaitu Bunga Citra Lestari. "Biar ngecapnya lebih semangat mbak..", ujar pemuda itu. Sungguh polos ucapan yang keluar dari mulutnya.

Tak jauh dari ruang pencapan, tampak 3 orang gadis yang dengan lemah lembut menuliskan corak ke sehelai kain. Inilah proses awal dari batik tulis. Sangat berbeda dengan batik cap, pengerjaan batik tulis jauh lebih memakan waktu, yaitu lebih dari 1 minggu untuk sehelai batik. Yang membuat kuterperangah adalah mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 2 bulan untuk belajar menulis pola/motif di atas kain. Benar-benar waktu yang tergolong singkat untuk belajar hal rumit! Dalam proses penulisan motif, terdapat proses yang benar-benar menonjolkan sisi feminin dari gadis-gadis tersebut. Yaitu proses peniupan canthing setelah mereka memasukan lelehan lilin ke dalam canthing.

Perjalanan dilanjutkan ke proses selanjutnya, yaitu proses pewarnaan. Proses ini dilakukan dengan cara membentang kain dengan menggunakan kayu sebagai sanggahan, yang kemudian perlahan-lahan dioleskan cairan pewarna sampai seluruh bagian terlapisi. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, proses pewarnaan ini diulang beberapa kali sampai jadi komposisi warna batik yang sesuai dengan yang diinginkan.

Pemberhentian terakhir adalah ruang kerja dari Pak Komar yang bersebelahan dengan ruangan yang digunakan sebagai gudang. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah komputer dan kumpulan koleksi cap dengan berbagai desain yang tersusun rapi pada beberapa rak bertingkat berdasarkan kategori desain. “Sekitar 150 desain sudah saya daftarkan sebagai hak cipta” ujar sang pengurus Yayasan Batik Indonesia. Tidak jarang ada beberapa daerah meminta untuk dibuatkan motif batik yang sesuai dengan kebudayaan mereka. Dan hal tersebutlah yang membuat Batik Komar semakin dikenal seantero tanah air bahkan manca negara.

Umumnya, batik tulis memiliki harga jual yang jauh lebih mahal dibanding dengan batik cap. Tetapi hal tersebut tidak berlaku pada Batik Komar yang lebih banyak memproduksi batik cap. Kualitas dari produk yang dihasilkan oleh Batik Komar sudah diakui oleh berbagai pihak. Tidak sedikit daerah yang meminta untuk dibuatkan motif batik yang sesuai dengan jati diri daerah mereka. Keberhasilan Batik Komar dalam memperkenalkan batik sebagai budaya bangsa patut diacungi jempol, karena secara tidak langsung bisa memperlihatkan kepada dunia bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya.
Tour de Batik Komar diakhiri dengan senyum penuh kepuasan. Kepuasan karena sudah bisa mengenal lebih jauh Rumah Batik Komar dan mendapatkan ilmu dasar mengenai proses pembuatan batik, yang merupakan salah satu budaya bangsa. Tidak lupa, kamipun tidak pulang dengan tangan hampa, karena terdapat gallery yang menjual berbagai macam batik. Hmm, benar-benar perjalanan yang sesuai dengan slogan Rumah Batik Komar, yaitu Wisata Batik, Belajar dan Belanja.

Sunday, August 2, 2009

My days at Umang Island...Chapter 3

Finally... dah nyampe ke chapter terakhir!! Okeh, di chapter ini gw bakalan bahas tuntas kisah gw di Pulau Umang. Sedikit mengingatkan kembali, di chapter pertama gw nyeritain prosesi mulai dari keberangkatan sampe session pengejaran matahari. And in second chapter is all about costume party++. Nah, di chapter ini bakal bahas tuntas dari kisah hunting sunrise sampe kepulangan rombongan GTA ke Jakarta. Well, let's get it on!!

3rd CHAPTER


Pagi itu gw bangun sekitar jam 0530 (lebih dikit). Walaupun kasur nan empuk ma selimut hangat terus-terus ngegoda gw buat balik tidur, tetep aja gw maksain buat bangun dan berburu foto sunrise. Abis cuci muka ma sikat gigi, gw pun keluar dari cottage dengan menenteng kamera gw tercinta. Perjalanan hunting pagi itu bener-bener penuh tantangan!!! Gimana engga, anginnya kenceng banget ditambah gw ga bawa tripod buat menyanggah kamera. Banyak poto yang gw yang hasilnya blur (padahal gw motonya sambil nahan napas). Sekitar jam 6an, matahari mulai muncul, dan Alhamdulillah ada beberapa hasil poto yang terbilang "lumayan" (daripada gw nyesek bela2in bangun pagi tapi ga dapet hasil..). Sekitar jam 7, gw pun balik lagi ke cottage bwat nerusin tidur (hehehe).


Sampe di cottage, gw malah ga bisa tidur akhirnya malah sibuk nonton film yang diputer di TV. Ga lama kemudian, temen2 gw pada kebangun semua (mungkin gara-gara gw berisik kali ye??) trus mereka siap-siap buat naik banana boat (huhuhuhu). Pas mereka pergi ke tempat banana boat, dan karena satu hal gw ga bisa ikut menikmati games itu (i've got my period!! huhuhu), gw memutuskan buat stay di cottage dan lanjutin nonton film (yang ternyata berhenti di tengah2!!). Kecewa gara-gara film yang cuma diputer setengah, gw pun pergi ke luar sambil nenteng kamera (berharap bisa dapet poto bagus... wkwkwkwk).

Sekitar jam 9, temen2 gw dah pada selesai mandi (gw belom mandi.. hehehe), kita pergi buat sarapan di lobby. Selain omelettenya, menu sarapan pagi itu ga ada yang berkenan dihati gw (dah pada dingin semua..huhuhu). Setelah 1 jam dilewatin buat sarapan sambil berbincang-bincang ringan (aduh bahasa gw..), kita lanjut poto-poto di pantai. Puas poto2, kita langsung balik ke cottage (waktunya buat gw mandi..hehehe) dan ngepack karena kita pulang ke Jakarta hari itu. Ga berasa udah jam 12, waktunya buat check out dan makan (lagiii??) siang.

Makan siang (yang kurang banyak kuantitasnya) dilalui dengan gerutuan (ngedumel) dari sebagian besar orang. FYI, antrian makan siang sangat panjang dikarenakan makanan yang tersedia sangat kurang, banyak tray yang dibiarkan kosong tanpa di refill kembali (keterlaluan banget deh!!). Thank god i had late breakfast on that day!!


Setelah makan siang yang singkat, kita mulai bergerak ke dermaga untuk mengantri boat yang akan menyebrangkan ke main island. Cuaca yang cerah malah cenderung terik membuat rombongan lebih memilih untuk menunggu giliran di dekat resort. Setelah nunggu agak lama, akhirnya tibalah giliran rombongan gw naik ke boat. Wah perjuangan berlanjut neehh, itu yang ada di otak gw pas naik boat. Gimana engga, saat itu gw mikirin perjalanan Ujung kulon - Jakarta yang pasti menghabiskan banyak energi (padahal gw cuman duduk doang!).
Ga lama setelah gw nyampe di main island, rombongan bis GTA langsung berangkat (soalnya gw tuh rombongan boat kedua terakhir). Perjalanan kali ini 180% beda dari yang kemarin. Bener-bener dilalui dengan keheningan. Bisa dibilang rombongan bis yang gw tumpangin dah tepar (termasuk gw!!). Keheningan itu pecah sewaktu bis gw diberhentiin di daerah Carita gara-gara ada pohon yang mau ditebang (what a great timing!!).
Setelah nunggu kurang lebih 15menit dengan penuh ketidakjelasan, akhirnya kita dipersilahkan melanjutkan perjalanan. Nah, sebelum ke Jakarta, kita berhenti sebentar di Anyer buat cofee break. Sekitar jam 1800 kita sampe ke Hotel Marbella, Anyer (buat cofee break yang kemaleman..hahahaha). Perjalanan ke Jakarta lanjut sekitar jam 1830, alhamdulillah lancar terkendali. Rombongan gw adalah rombongan pertama yang sampe di pemberhentian (BRI2), trus disusul ma bis-bis yang lain. Dan inilah akhir perjalanan OUTING GTA 2009 goes to UMANG. Although it's not perfect, but it's quite a fun and joyfull trip!! Alhamdulillah!!

Tuesday, July 28, 2009

My days at Umang Island...Chapter 2


Hehehe, berasa lagi nulis script buat sinetron nih, pake ada sambungannya segala. Okeh, mari kita lanjut kisah perjalanan gw ke Pulau Umang. Sekedar untuk mengingatkan kembali chapter sebelumnya gw nyeritain gimana awal mula prosesi keberangkatan karyawan GTA (termasuk gw) ke sebuah pulau kecil yang (katanya) indah itu. Sekarang dah masuk ke babak selanjutnya, which is PESTA KOSTUM!!

2nd CHAPTER
Tema pesta kostum kali ini adalah CARTOON and MOVIES CHARACTER. Jadi semua karyawan GTA yang ikut outing diharuskan pake kostum sesuai tema. Bisa dibayangin kan gimana serunya dandanan para peserta outing?? Kalo berdasarkan pendataan gw yang (ga) akurat, tema Raja-Ratu-Putri, Indian, Cowboy bener-bener mendominasi malam itu. Gw sendiri malem itu pake kostum seorang tokoh kartun yang terkenal di seantero Jepang dan Indonesia (ga tau deh kalo daerah yang laen), yaitu NINJA HATTORI (huehehehe).

Malam itu berhasil menelurkan seorang bintang yang laku banget dimintain poto bareng. Siapakah dia?? Yang jadi bintang malam itu (sekaligus jadi pemenang lomba kostum) adalah seorang cowo yang baru join di GTA, kebetulan dia satu bagian ma gw (Japan Quotes Team). Kostum yang dia pake emang termasuk kostum yang spektakuler, which is SPONGEBOB and Squarepants. Bener-bener kreatif, dia bikin kostum itu sendiri pake kardus dan (sepertinya) sedikit keahlian menggambar.

Setelah saling terkesima dengan penampilan masing-masing, acara dilanjutkan dengan makan malam yang mengambil lokasi di pinggir pantai. Suasana yang tercipta sudah lumayan menyenangkan (minim penerangan dan banyak angin...wkwkwkwk). Tapi, amat sangat disayangkan, menu yang disajikan malam itu tidak memenuhi kapasitas (kurang banyak) dan rasanya kurang mantap (it's a personal opinion!!). Sambil menikmati makan malam yang (ga) enak, sang Big Boss mulai memanggil nama-nama GTA's best employee of 2008. Sekitar jam 2100 acara dipindah ke lounge yang lebih "ramah" suasananya.

Hmm.. bisa dibilang kalo acara di lounge bukan sebuah acara yang sudah "teroganisir" tapi hanya untuk dokumentasi, alias poto-poto!! Sekitar 30menit berpoto ria udah bikin kita semua mati gaya dan kehausan (gara2 kebanyakan ketawa). Truss buat menghilangkan rasa haus tersebut **apaan siihh**, kitapun menukarkan voucher minuman yang udah dibagi pas keberangkatan tadi pagi. Selesai ngantri minuman (sumpah disini gw ngatri mulu!!), gw dan rombongan (room mate ma jepun team) duduk di pojokan lobby sambil menikmati hiburan (yang ga begitu jelas *sigh*).

Acara **yang ga jelas** itu berlanjut sampe jam 2 pagi (buset pada betah amat yak??). Gw sendiri mengundurkan diri dari situ sekitar jam 12an dan langsung tepar di cottage. Bisa dibilang gw ma temen2 lega banget karena malam itu dah dilalui dengan lancar terkendali. Gimana engga, kurang lebih 3 minggu kita semua gundah gulana mengenai rencana kostum yang harus dipake di pesta ini! Sebelum tidur malam (lebih tepatnya pagi) itu, gw ga lupa setting alarm jam 0530 pagi buat berburu gambar matahari bangkit (sunrise maksudnya..hehehe). Dan, tidur gw pun sukses (pules tanpa mimpi).

Waah, ternyata untuk pesta kostumnya udah lumayan panjang. Sepertinya bakalan dibuat satu chapter lagi nih, buat menceritakan gimana hari terakhir gw disana (moga2 ada yang baca). So... wait for the next chapter!! ciaoo...

Sunday, July 26, 2009

My days at Umang Island...Chapter 1


Nice beach... great view... cool wheater... cheap snorkling fee... That's all!! Nah, apakah maksud perkataan gw ini? Yap, kemaren gw sempet mengalami (ngambil dari bahasa inggris "experienced" neeh) perjalanan ke sebuah pulau kecil yang "katanyaaa" indah banget!!

Sebenernya pendapat itu ga salah, emang sih diluar dari perjalanannya yang bikin punggung gw serasa mo patah2, makanan yang "selalu" kekurangan dan rasa yang teramat sangat standar warung (pengalaman buruk 2 orang :p), trus cottage yang bagus tapi kurang perawatan (kok banyak banget ngeluhnya!!!), pulau kecil ini punya pemandangan yang "memanjakan" mata para pengunjung. Pantai yang lumayan bagus walo ga punya pesisir yang "mencukupi" buat lari2an (india banget yak gw... wkwkwkwk), tapi punya pasir yang putih ma air yang jernih.

Kayanya blog gw kali ini lumayan panjang, karena perjalanan gw ke Pulau Umang juga ga sebentar. So, biar enak, gw bikin jadi 2 chapter, jangan bosen bacanya ya.. (^o^)

1st CHAPTER

Perjalanan dimulai sekitar jam 0745 (molor 45 menit dari jadwal semula) dari samping BRI2. Rombongan GTA terdiri dari 6 bis (sekitar 150 orang). Kebetulan gw ikut ke dalam rombongan (bus) yang dikomandoi orang seorang wanita perkasa yang tidak kenal lelah, jadi sepanjang perjalanan Jakarta sampe Anyer terus didongengin, mulai dari berita gress tentang Final Futsal, sampe cerita 17++. Setelah kurang lebih 6 jam yang diisi dengan tawa, teriak dan pertanyaan "masih jauh ga sih??" berlalu akhirnya sampai juga kami di dermaga penyebrangan ke Pulau Umang.

Cuma butuh waktu sekitar 5 menit untuk menyebrang ke pulau kecil yang (katanya) indah itu. Kamipun disambut dengan angin sepoi2 dan langit yang cerah. Kalimat pertama gw sewaktu menapakkan kaki di pulau tersebut adalah "waah.. gw kudu moto2 nih disini!". Kenapa? soalnya pemandangannya bener2 bikin gw napsu buat mengabadikannya ke dalam foto (maklumlah, potograper wannabe gitu...).

Setelah kumpul sebentar di lounge (yang bentuknya mirip keong *sepintas sih kaya Sydney opera house*), kita semua ngambil "gembolan" masing-masing trus lanjut ke cottage yang udah disediain. Sekedar info, satu cottage cukup buat 5 orang, terdiri dari 2 lantai, fasilitas lengkap (kulkas, TV, dkk). Cumaa... sayang beribu sayang, keliatan banget kalo cottage itu kurang perawatan. Selesai membongkar kemas (maksudnya "unpacked"), leha-leha sebentar, kita langsung siap-siap menjelajah pulau. Rencana awal, room mate gw naek banana boat (karena satu dan lain hal gw ga bisa ikut naek..huhuhu) trus gw jadi potograper keliling. Tapi, ternyata mereka udah ga dapet giliran untuk sore itu, so akhirnya mereka ikut gw keliling pulau.

Perjalanan keliling pulau sore itu cukup menyenangkan. Bisa dibilang kalo kita tuh PARA PENCARI SUNSET, soalnya kita terus mantengin itu yang namanya matahari turun (sampe lari-lari pula!!). Puas moto2 (lagipula mataharinya juga dah ilang..hehehe), kita langsung balik ke cottage, siap-siap buat PESTA KOSTUM yang diadain malam itu!!

Penasaran gimana pesta kostumnya?? Bakalan gw jabarin di 2nd CHAPTER. Just wait (^o^)

Monday, July 20, 2009

One fine day (^o^)


Why i called that day as one fine day? Because on that day i had a joyfull trip with my old mates!!

Ceritanya begini... Salah satu temen gw (kawe) mau survey lokasi buat gathering yang kebetulan berlokasi di Anyer. Nah, kebetulan gw blom dapet kesempatan buat moto sunset, akhirnya gw pun minta ikutan (mayan... jalan2 ke anyer gratiss..wkwwk) yang kemudian diikutin ma yang laen (kartolo ma uyum). Dan alhamdulilah, setujui oleh si bos **Asimo kedua**. Jadwal keberangkatan adalah hari minggu, tanggal 19. Nah, berhubung hari itu kawe ada pertandingan di HPPM (acara Olympiadepartment HPPM), maka diputuskan keberangkatannya setelah pertandingannya selesai (sekitar jam 10). Dan, mau ga mau **musti mau** gw harus ikutan ke HPPM dulu (niatnya sih biar ga keluar masuk tol cuman buat jemput gw...).

Perjalanan gw hari itu dimulai sebelum matahari terbit (FYI, gw ikut jemputan HPPM yang shift 1, which is jam 0525 dari UKI). Bangun dari jam 4, mandi **sumpaaahh diinggiiinn**, dangdan **halllaahh**, sholat trus langsung ciao ke UKI dengan "Merah"ku yang tercinta. Ga tau emang pagi itu udara lagi dingin, ato emang gw udah ga pernah keluar rumah jam segitu, pas di perjalanan menuju UKI gw terus2an menggigil (serba salah, mo ngebut kedinginan, kalo lama ntar ketinggalan jemputan). Alhamdulilah sekitar jam 0515 gw nyampe juga di UKI, ketemuan ma kawe trus ga lama jemputannya dateng. Saat itu kita berdua rada kebingungan, soalnya masi ada satu orang yang belom nyampe (uyum). Tapi, mau ga mau jemputan harus terus berjalan, dengan atau tanpa kehadirannya (apaan sih??).

Jam 0635 sampailah gw dengan selamat di HPPM. Lumayan terkesima kalo ngeliat perkembangan HPPM sekarang. It's getting bigger and bigger!! This day really bring back the memories, the good ones and also the bad ones... Seneng, bisa ketemu sama mantan rekan kerja gw yang menyenangkan, dan untungnya ga ketemu ma mantan rekan kerja yang NGGA BANGET!!. Anyway, hari ini gw keliling di HPPM kaya anak ilang, iseng2 ambil poto orang2 yang lagi tanding (belaga jadi potograper getoo). And finally... the time has come for us to depart to ANYER.. yeeeaayy.. But, unfortunately one of our friend **Uyum** can't join us (T_T).

Berangkat jam 1030, mampir sebentar di Grand Indonesia, sampe di Anyer sekitar jam 2. Survey tempat pun dimulai. Gw sendiri agak shock, soalnya ternyata mostly hotel disana Fully booked sampe bulan agustus!! Wooow.. sebegitu antusiasnya orang buat liburan. Setelah sekian lama gw ga ke Anyer, ternyata ga ada perubahan yang berarti. Pantainya masih lumayan bagus, tapi makin kesini kok gw ngerasa tu pantai dah kek pasar ya?? Trus pas siang2 kita maen ke pesisir pantai, gw terkaget-kaget, kok ada yang yang mau makan2 dengan beralas tiker dan dinaungin ma payung doang!! Bukannya kenapa, tapi siang itu cuacanya panas banget!! But, then again, selera orang beda2!!

Saking enjoy survey tempat, moto2 mpe mabok (kamera gw ledes ma motoin kartolo.. wkwkwk) ternyata waktu menunjukkan pukul 1545. Akhirnya kitapun beralih untuk memanjakan mulut dan perut (yang udah keroncongan) dengan menu seafood. But hopes are too high, menu late lunch kita hari itu kurang nampol (kecuali sambelnya), jadi pengen makan seafood yang nampooll!! Pelayanannya juga teramat sangat kurang memuaskan (nunggunya kelamaan!!). Tapi, gw masih terus bersyukur, soalnya itu semua gratisan... wkwkwkkwk. Ga sampe 10 menit makanannya ludes (asimo makannya napsu banget!). Dan, kita terusin perjalanan buat survey tempat lagi.

Sekitar jam 5an, matahari dah nunjukin mo turun (sunset maksutnya). Kita memutuskan buat stay di pantai (sayangnya bukan di pesisirnya), trus moto2 sampe mabok. Jam 6an, kita yang udah lumayan tepar memutuskan untuk balik lagi ke Jakarta. Perjalanan pulang pun diisi dengan kesunyian (pada molor semuanya...wkwkwkwk). Sampai jakarta sekitar jam 2030, kita mampir ke Grand Indonesia, nunggu orang sebentar trus lanjut ke UKI (nurunin gw :p). Hampir jam 10 gw pulang dari UKI ke Rawamangun tercinta. Alhamdulilah tanpa ada hambatan yang berarti sampai juga gw di rumah tercinta.

Sumpah, hari ini gw seneng banget! Belaga jadi potograper seharian, ngakak dari pagi sampe malem (once again, too bad Uyum can't join us!!), dapet makan gratisan (walopun kurang nampol seafoodnyah..) dan masih banyak yang ga bisa gw jabarin lagi. Thank you for the wonderfull day gals!! Hope to have it again soon (of course also with uyum)!!