Wednesday, March 24, 2010

Fantastico Pattaya and so so Bangkok

Perjalanan gw menjelajah Thailand dimulai tanggal 17 Maret 2010. Dengan jadwal flight jam 4 sore, gw janjian dengan teman2 yang lain sekitar jam 2an di salah satu fast food yang berlokasi terminal 2D. Berhubung tanggal 17 Maret itu adalah hari kerja, terpaksa gw berangkat sendiri ke airport naik Damri. Jujur ini adalah kali pertama gw naik Damri ke airport, dan ga pernah kepikir ma gw kalo Damri itu akan muter ke semua terminal. Alhasil, gw pun berasa kaya anak yang tersesat waktu satu persatu penumpang mulai turun (katro banget!). Untungnya (Indonesia banget deh), terminal tempat gw turun belom kelewatan, so ga jadi nyasar deh.


Selesai check in, kita langsung menuju lokasi boarding (setelah melewati berbagai macam pemeriksaan tentunya). Ternyata gw satu pesawat dengan rombongan artis!! Walaupun gw ga tau namanya siapa, tapi kata temen gw mereka adalah artis yang lumayan terkenal. Hmm.. heran, kenapa seorang artis terkenal naik low cost airlines kaya gw ya?? Wonder why?? Anyway, the flight was smooth, no problem at all. Gw mendarat di Suvarnabhumi Airport sekitar jam 1945 dan langsung naik taxi menuju Pattaya dengan biaya sebesar 1500THB untuk 4 orang (mahal ya boo!!). Sebenernya ada cara lain yang lebih murah, which is by bus only cost 113 THB/person. Tapi dikarenakan hari udah tergolong malam, akhirnya kita memutuskan untuk naik taxi tersebut.

Ternyata perjalanan ke Pattaya cukup memakan waktu, yaitu sekitar 2 jam (pantes mahal!!). Gw nginep di sebuah hostel di kawasan Jomtien Beach, dan karena kesalahpahaman, kita dikasih kamar yang harganya mahal (sekitar 350 THB/person/night). But it's all worthed!! The room are huge, with complete facilities (includes Wifi in each room)!! Malam itu kita menyempatkan diri jalan-jalan di sekitar Jomtien road sambil cari makanan, tapi berhubung udah lumayan larut ga begitu banyak restaurant yang buka. Akhirnya menu makan malam waktu itu hanyalah sebuah Pop Mie Thailand dengan harga murah tapi rasanya meriah (ennaakk banget)!!

Keesokan paginya, setelah makan pagi di pinggir pantai (hasyah!), kami berangkat menuju Koh Larn (Coral island). Hanya berbekal selembar kertas yang diberikan oleh pemilik hostel, kami mulai menawar taxi (mungkin lebih tepatnya angkot) untuk mengantar sampai ke pelabuhan. Pelabuhan Pattaya tidaklah besar, tetapi tergolong rapih dan bersih (jauh berbeda dengan pelabuhan muara angke). Disana terdapat beberapa kapal besar yang akan mengantarkan para pengunjung ke berbagai pulau kecil yang berada di dekat Pattaya. Ongkos yang dibutuhkan juga tergolong murah, yaitu sekitar 30THB/person one way dengan tujuan ke Koh Larn.

Perjalanan menuju Koh Larn terbilang cepat, yaitu sekitar 30-40 menit. Dari jauh tampak deretan payung berwarna-warni dengan kursi untuk berjemur yang membuat pantainya tampak cantik. Sayang sekali, deretan kursi itu tidaklah gratis. Di pulau ini juga terdapat banyak sekali kios-kios yang menjual souvenir atau pakaian-pakaian dan berbagai macam restaurant yang hampir semuanya menyajikan seafood. Pulau ini tergolong pulau cukup besar, sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama jika berniat menjelajahi pula secara keseluruhan. Bahkan tersedia juga minibus untuk mengantarkan pengunjung ke belahan lain yang "katanya" sih lebih bagus. Tapi karena jadwal hari ini lumayan padat, kami memutuskan hanya beputar di satu sisi pantai saja. Sekitar 3 jam kami habiskan untuk berbelanja, makan siang (murah meriah!) dan main sebentar di pantai lalu kembali ke Pattaya.

Tujuan selanjutnya adalah walking street di dekat harbour dan Alcazar Cabaret Show yang jika dilihat dari peta "tampaknya" bisa dicapai dengan berjalan kaki. Berhubung hari masi sore (sekitar jam 4), walking street masih belum terlalu ramai dengan pedagang. Sebaliknya di sepanjang pantai pattaya, banyak sekali kios dan pub-pub yang cukup ramai (sangat bertolak belakang dengan Jomtien beach yang cenderung sepi). Satu hal yang bikin gw ga abis pikir, di sepanjang pantai pattaya ini banyak terdapat penjual DVD bajakan dan hampir semuanya terang-terangan menjual DVD porno (beda ma glodok yang cara jualannya sembunyi2). Ternyata jarak antara walking street ke Alcazar Cabaret Show yang berlokasi di Pattaya 2nd road tidaklah seperti perkiraan kami, tapi memakan waktu lebih dari 2 jam berjalan kaki!! *fiiuh*

Ada 2 jadwal show di Alcazar Cabaret tiap harinya, yaitu jam 1830 dan 2000. Kami sampai ke lokasi sekitar 1815, mepet dengan jadwal show pertama, jadi tiket yang tersisa terbatas untuk VIP seat (dengan harga 800 THB) dan additional seat di deretan belakang atau di pinggir (dengan harga 600 THB). Kamipun milih additional seat yang dipinggir (nasib orang ga punya duit..huhuhu). Semua harga termasuk satu gelas soft drink (keknya ini semacam Show and Beverage deh...). Anyway, the show was magnificent, those Lady Boys surely can dance, they beat hell out of me!! Show sepanjang 1jam 15menit bener-bener bikin gw tercengang!! Dan ternyata setelah selesai pertunjukan ada sesi photo bareng lady boy, cukup dengan 40THB kita bisa berphoto dengan para bintang pertunjukan itu.

Ga kerasa udah jam 8, perut mulai bergejolak. Kami memutuskan untuk makan di samping parkiran Alcazar yang banyak terdapat penjual makanan khas Thailand. Berhubung gw suka banget mie, akhirnya gw mesen Mie Kuah Bakso (ala Thailand) hanya seharga 50 THB untuk satu mangkok besar. Selesai makan kami masih berjalan di sepanjang 2nd Road Pattaya sambil memikirkan bagaimana cara kembali ke hostel. Ternyata di jalan yang sama ada juga Cabaret Show bernama Tiffany, yang merupakan "senior" dari Alcazar. Bangunannya pun lebih megah, dan sepertinya harganya lebih mahal ;p. Setelah cape luntang lantung ga karuan, akhirnya kami menyerah kepada supir taxi yang nawarin angkutan balik ke Jomtien dengan harga 180THB (mahhaaall!!).

Beranjak ke hari ketiga, saatnya berpindah ke Bangkok! Sekitar jam 9 kami check out dari hostel menuju ke terminal bis (lagi2 naik taxi yang sebenarnya angkot). Harga tiket bis Pattaya - Bangkok tergolong murah, dengan 113THB kami menuju terminal bis Ekamai menggunakan bis AC. Perjalanan selama 2 jam kami (lebih tepatnya gw) habisin dengan tidur lelap. Sesampainya di Ekamai, kami mulai bingung karena ternyata lokasi guest house dituju lumayan jauh, yaitu Khaosan Road (deket lokasi demo). Bulak balik nawar taxi, harga tetap terpaku di 400THB, terpaksa kamipun menyerah di harga itu. Dan ternyata memang benar jarak antara Ekamai sampai Khaosan Road lumayan jauh, sekitar 1 jam perjalanan.

Setelah beres check in, tanpa basa basi kami langsung beranjak ke salah satu tempat belanja di Bangkok (kalo ga salah namanya Pratunam) menggunakan tuk-tuk. Pasar ini bisa dikategorikan sebagai surga bagi penggila belanja (unfortunately it's not me!), karena harga yang dipatok oleh penjual terbilang murah, bahkan lebih murah dibandingkan dengan harga ITC2 yang ada di Jakarta. Terlebih lagi bagi orang yang berniat membeli lebih dari 3 pcs untuk 1 model. Gw sendiri cuma beli kaos (buat oleh2) dan sepasang sendal Birkenstock (dengan harga 30rb rupiah saja). Setelah puas belanja (atau lebih tepatnya kehabisan uang belanja), kami coba-coba makan di food court pasar tersebut dengan menu mie thailand (lagi??) sambil merencanakan perjalanan kembali ke Khaosan Road. Berbekal peta bangkok gratis yang tersedia di airport, kami berniat untuk mencoba BTS (Bangkok mass Transit System). Akan tetapi niat hanya tinggal niat, berhubung lokasi stasiun BTS lumayan jauh dari pasar, dan kami sudah terlalu capai untuk berjalan lebih jauh lagi, akhirnya BTSpun tergantikan oleh tuk-tuk.

Sampai guest house, istirahat sebentar terus langsung menjelajah Khaosan Road yang penuh dengan tukang jualan (aneka macam baju, aksesori, makanan, dll). Sepanjang jalan dipenuhi oleh tukang jualan dan turis yang lalu lalang (oh i love it!!). Dan, gw pun tergoda untuk membeli Pad Thai yang dijual di pinggiran jalan, harganya lumayan murah, 25THB buat Pad Thai with egg, dan masing2 40THB buat Pad Thai with Chicken or Beef. Seumur hidup gw, baru kali ini gw makan (lumayan berat) sambil jalan-jalan! Selesai muterin Khaosan Road, kita balik ke guest house, istirahat sebentar di lobby sambil make fasilitas Wifi buat ngasi kabar ke Jakarta (a.k.a pasang status di FB dan YMan... hihihi).

Dengan begitu perjalanan di Bangkok pun berakhir, dan dilanjutkan dengan ubek-ubek Phuket (another beach!!) yang kayanya bakalan gw sambung di post selanjutnya. So please stick around for more story ;p

Cheap trip to Thai?? Why not??


Trip 8hari 7malam ke Thailand dengan modal sekitar 3 jutaan?? Yap, gw baru aja balik dari sebuah trip yang terbilang murah itu. Bahkan budget tersebut sebenarnya bisa ditekan lagi menjadi 2.5 juta kalau persiapan trip lebih matang lagi. Bermodal awal tiket return Jakarta - Bangkok - Jakarta seharga 325ribu yang dibeli secara online pada bulan Maret 2009, gw dan beberapa orang teman bermaksud untuk menyambangi Thailand. Berhubung tiket pesawat yang kita beli adalah tiket promo 0 rupiah, jadi jadwal keberangkatannya cukup lama yaitu 17 Maret 2010.

Sebulan menjelang hari keberangkatan, masih belum juga ada itinerary tersusun untuk trip ini. Dan setelah mencontek beberapa itinerary tour, akhirnya kami memutuskan rute perjalanan kali ini adalah Jakarta - Pattaya - Bangkok - Phuket - Jakarta. Sayangnya, dengan itinerary ini berarti kita harus give away tiket Bangkok - Jakarta dengan percuma (mumpung harganya murah... hihihi) dan membeli tiket baru lagi dengan rute Bangkok - Phuket - Jakarta. Alhamdulillah kami bisa dapat tiket murah meriah (masih menggunakan airlines yang sama) hanya dengan resiko jadwal keberangkatan yang agak pagi.

Berhubung di bulan February kuota kerjaan gw lagi lumayan banyak, akhirnya gw menyerahkan 100% masalah hotel ke salah satu temen gw dengan satu pesan, kalo bisa cari yang murah meriah (kere mode.on). Thank god Thailand merupakan salah satu negara yang banyak dikunjungi oleh backpacker, jadi tidak terlalu sulit untuk mendapatkan hostel ataupun guest house dengan harga yang sangat terjangkau (maksimal 100ribu rupiah/orang/malam). Dalam waktu seminggu teman gw pun berhasil mereservasi 3 hotel di 3 kota yang akan kita kunjungi.

Jumlah uang yang harus kami keluarkan untuk tiket pesawat serta hotel berkisar 1.5 juta rupiah/orang (quite cheap huh??). Untuk makananpun, tarif yang ada juga terbilang murah, yaitu sekitar 30 (Pad Thai menu) - 150 (Seafood menu) Baht/orang. Masih kurang murah?? Di hampir semua mini marketnya (jangan harap bisa ketemu Indomaret atau Alfamart ya... hehehe) terdapat burger/hot dog seharga 20 - 25 bath, dan tak lupa Mie Dudun yang MasyaAllah enaknya seharga 13bath sajah dengan berbagai macam rasa!! Tetapi sayang beribu sayang, berhubung Pattaya dan Phuket merupakan daerah Pantai dengan sistem transportasi yang terbatas (apa kita aja yang ga ngerti ya?), maka banyak Baht kami yang terkuras untuk membayar Taxi atau yang lebih dikenal dengan nama Tuk-Tuk dengan rate bervariasi.

Untuk sementara cukup ini info yang bisa gw share, untuk info lebih lanjut bakal gw jambreng di post selanjutnya! Please remember that great trip not always need loads of money! So keep traveling...

Sunday, March 14, 2010

Am i too chicken??

Pernahkah kalian ngerasa kalo hidup yang kita jalanin sekarang tuh bener-bener membosankan? Well, gw pernah, malah sering kali. Entah kenapa, gw ngerasa kalo gw salah ambil jalur dari awal. Di 20-an tahun masa hidup gw, ga pernah sekalipun gw ngerasain gairah dalam melakukan suatu hal. Dari masa-masa sekolah, kuliah bahkan kerja! Selama ini gw cuma berani jalan di jalur aman (eh, ini nama panggilan bokap gw lho!!), ga pernah sekalipun yang namanya ambil resiko (maybe i'm too chicken to do it!). Ga bermaksud sombong, tapi dari SD banyak guru yang bilang kalo gw tuh termasuk kategori murid yang pandai. Cuma, sayang teramat sayang, gw juga termasuk murid yang pemalasnya ga ketulungan (aren't we all??). Bisa dibilang prestasi gw selama di sekolah tergolong cukup memuaskan, walaupun pernah sekali dapet nilai merah di raport (curiganya itu gara2 tuh guru ga demen ma gw *curcol*). Dan masa sekolah gw bisa terbilang biasa aja, tanpa meninggalkan jejak yang berarti baik untuk gw ataupun untuk sekolah2 gw itu.

Waktu SMA, gw selalu punya cita-cita jadi koki dan memiliki keinginan terpendam untuk melanjutkan ke sekolah pariwisata. Tapi, kalau saat itu apa yang gw inginkan itu bertolak belakang dengan apa yang keinginan orangtua gw. Sebenernya mereka ga specifically ngelarang gw ambil sekolah pariwisata, tapi mereka lebih berharap gw sekolah di Perguruan Tinggi Negeri (i think it's because the prestige also the low budget). Akhirnya gw memendam keinginan tersebut dan beralih ke Perguruan Tinggi Negeri di Bandung *coret* dengan jurusan ajaib, yaitu Sastra Jepang.

4tahun masa kuliah gw lewatin tanpa kesan yang berarti (kecuali pertemuan dengan teman2 senasib sepenanggungan yang sama2 merasa salah ambil jurusan). Anehnya berhasil lulus dengan IPK yang lumayan (daripada lu manyun). Setelah lulus, gw pun mencari pekerjaan yang selaras dengan latar belakang ilmu bahasa jepang (aahh.. sok idealisnya gw!!). Setelah melewati beberapa perusahaan non Jepang, akhirnya gw bekerja juga di perusahan otomotif milik si negeri penjajah itu. Gw pun bertahan (lebih tepatnya nahan2in diri) untuk dijajah oleh para Jepun2 ga tau diri (and it's all purely because i need the freakin money!!).

Muak dengan orang Jepang, gw coba untuk apply di perusahaan Eropa, yang konon memiliki etos kerja yang jauh lebih baik dari pada Jepang. Dan setelah melewati beberapa periode akhirnya gw berhasil bekerja di sebuah perusahaan Eropa. Lebih tepatnya sebuah perusahaan travel milik Amerika yang berpusat di Inggris. Gw ditempatkan untuk market Jepang (doh!!). Awalnya gw bener-bener ga ngerasa kerja untuk "Perusahaan Jepang", karena atasan langsung gw adalah orang Indonesia yang memiliki etos kerja sama dengan orang Eropa (ga kaku). Tapi, mulai tahun lalu perasaan itu perlahan-lahan terkikis, dan gw mulai merasa kerja untuk "Perusahaan Jepang"!!

Dan, gw nyatakan kalo hari-hari gw mulai kelabu lagi. Jujur aja, awal kerja di perusahaan ini, gw beneran ngerasa kalau ini akan jadi tempat terakhir gw bekerja untuk orang lain, karena gw merasa enjoy bekerja di sini. I thought that this might be a job that i'm looking for all this time, but unfortunately i thought wrong!! Perasaan itu sekarang berubah jadi stress, terindimidasi, dan banyak hal yang tidak mengenakan lainnya. Kadang gw berpikir untuk mengambil jalur tidak aman untuk menjalani kehidupan yang gw suka, sesuai dengan keinginan gw. Tapi itu bisa dibilang mustahil untuk dilakukan, karena sekali lagi... I need the freakin MONEY!! But hey... maybe if i marry a great guy with a lot of money i can live a life i always wanted... *yeah in my dream**

**Just lil sumthin from my borin life**

Keep on dreamin'... You'll get there someday...


Out of the blue, gw tiba-tiba pengen nulis kayak gitu. Ga ada alasan yang jelas. Tapi emang, seumur gw hidup, sebagian besar waktu gw dihabisin buat berkhayal a.k.a mimpi. Bukan apa-apa, tapi dengan begitu gw ngerasa ada semangat baru buat mencapai impian tersebut. Memang, untuk mewujudkan sebuah mimpi ga semudah membalikan telapak tangan, perlu perjalanan yang paannjaaanng dan berliku. Ada salah satu impian gw yang Alhamdulillah udah tercapai sekarang, yaitu bersepeda di Jepang. Impian yang aneh ya?? Tapi emang itulah mimpi gw sedari zaman kuliah dulu. Mimpi yang sederhana namun sulit untuk digapai.

Berawal omongan para dosen gw sewaktu kuliah yang sering cerita tentang kehidupan mereka sewaktu di Jepang. FYI, gw ambil jurusan Sastra Jepang. Hampir semua dosen bilang kalau orang Jepang lebih banyak menggunakan sepeda dibanding mobil. Dan dari situlah gw mulai berkhayal untuk bisa bersepeda disana. Tetapi, sayang sekali banyak rintangan yang menghalangi gw untuk mewujudkannya, salah satunya adalah GW GA BISA NAEK SEPEDA dan satu lagi, biaya ke Jepang MUAHAALL!!

Waktu jaman kuliah dulu, gw dicela sama hampir semua temen gw gara-gara gw ga bisa mengendarai sepeda. Yap, gw ga bisa mengendarai sepeda!! Awalnya gw agak kesel dengan celaan mereka, tapi sekarang gw merasa beruntung karena mereka mencela ketidakmampuan gw tersebut. Karena berawal dari situlah mulai bangkit semangat untuk belajar mengendarai sepeda. Well, sebenernya semangat gw muncul karena impian gw itu sih.

Butuh hampir sebulan latihan rutin tiap pagi untuk gw bisa lancar mengendarai sepeda. Alhamdulillah, selama pelatihan itu gw ga pernah sekalipun jatuh dari sepeda. Ternyata ungkapan kalau orang ga akan bisa mengendarai sepeda sebelum jatuh dari sepeda itu salah besar! Buktinya, gw bisa! Ah bangganya diri gw saat itu! Dan, dengan begitu gw mulai maju selangkah untuk mewujudkan impian gw.

Sekarang adalah tahap yang lebih sulit dari sekedar belajar mengendarai sepeda, yaitu biaya untuk ke Jepang. Dulu, waktu masih kuliah, gw sering ikutan seleksi beasiswa, salah satunya adalah beasiswa belajar di Jepang. Tapi sayang sekali, beasiswa ke Jepang itu ga pernah sekalipun mampir ke gw! (siapa juga gw? belajar juga jarang, pake ngimpi bisa dapet beasiswa ke Jepang... hihihi).

Akhirnya gw pun lulus kuliah, dan impian gw masih belum juga terwujud. Sebenarnya impian gw bisa terwujud asalkan gw mau mengeluarkan modal (yang gw ogah keluarin... hihihi) buat program belajar sambil bekerja di Jepang. Banyak dari temen gw yang ikutan program ini, tapi ga tau kenapa gw ngerasa enggan banget ikutan. Akhirnya gw bekerja di sebuah perusahaan Jepang yang lumayan besar, tapi sayang sekali dengan bekerja disitu juga ga bisa memberangkatkan gw ke Negeri Sakura itu (nasib...nasib...).

Waktu berlalu tanpa terasa, impian gw masih ada dalam angan-angan dan gw pun udah bekerja di perusahaan travel, megang market jepang (pastinya!). Suatu hari di tahun 2009, gw ditawarin untuk dikirim ke Jepang untuk training. Entah kenapa saat itu gw agak ragu buat nerimanya (mengingat gw pasti akan kerja bareng orang2 aneh itu!). Tapi setelah gw pikir2, inilah satu-satunya cara buat gw mewujudkan impian gw selama ini, yaitu Bersepeda di Jepang! Dan, akhirnya gw terimalah tawaran tersebut.

Pertengahan Oktober 2009 akhirnya gw berangkat juga ke Jepang, tepatnya ke Osaka. Beberapa minggu pertama gw lebih mengandalkan kekuatan kaki dan dompet (alias jalan kaki atau naik subway). Tetapi lama kelamaan akhirnya gw mulai terkontaminasi oleh teman-teman seperjuangan gw disana (yang kebetulan memang mereka bekerja di Konjen Osaka). Mereka mulai merasuki otak gw tentang nikmat dan murahnya jalan-jalan di sekitar Osaka dengan menggunakan sepeda. Akhirnya, gw memberanikan diri untuk meminjam salah satu sepeda yang terparkir di depan kantor. Dan pada saat itulah gw bisa mewujudkan impian yang selama ini terpendam!! And it felt GREAT!!!!

So, guys... Please keep on dreaming, coz someday you'll get there!! Melalui perjalanan yang panjang dan berliku, gw pun bisa mengaplikasikan mimpi gw jadi kenyataan. Alhamdulillah...

You can't always get what you want!!


You can't always get what you want... You can't always get what you want... Lagu dari Glee Cast itu udah beberapa minggu terakhir gw dengerin. Kemarin gw agak iseng untuk mengulik liriknya lebih jauh lagi, dan ternyata... Liriknya bagus dan kena banget!! Yah, yang ngena ke gw bukan lirik secara keseluruhannya sih, tapi reffrainnya doang, tapi menurut gw lirik lagu ini bener-bener membangun!

You can't always get what you want
You can't always get what you want
You can't always get what you want
But if you try sometimes you might find
You get what you need


Lagu ini awalnya di nyanyiin oleh band legendaris Inggris, Rolling Stones. Dulu gw juga sering denger ni lagu, cuma berhubung pengetahuan bahasa inggris gw yang masih sangat cetek (kayak sekarang dah dalem ajah.. hihihi), gw cuma bisa bersenandung tanpa mengulik lebih jauh lagi liriknya (yang ternyata bagus). Dan, untung sekali sekarang lagu ini dipopulerkan kembali oleh Glee, jadi gw seperti menemukan setitik air di tengah gurun (lebay.com).

Sebenarnya inti sari dari lagu ini adalah kalau kita ga selalu bisa mendapatkan apa yang kita mau, tetapi kita mendapatkan apa yang kita BUTUHkan. Ini sama persis dengan apa yang diajarkan agama (agama gw sendiri Islam). Tuhan/Allah tidak akan selalu memberikan semua hal yang kita mau, tetapi kita akan diberi sesuai dengan kebutuhan kita. Selama ini ga sedikit orang (termasuk gw) yang kecewa karena banyak keinginan kita yang tidak terpenuhi dan berbalik menyalahkan Tuhan karena merasa dianaktirikan (MasyaAllah!). Tetapi kalau kita mau mengamati lebih lanjut lagi, sebenarnya apa yang kita dapat adalah sesuai dengan kebutuhan kita. Ingat, berlebihan itu tidak baik, bisa sakit lho (eh itu mah kegemukan ya... hihihihi). Hidup itu akan lebih indah jika kita jalani segala sesuatunya dengan PAS, tidak kekurangan dan tidak berlebih.

Jujur aja, gw juga termasuk yang suka kecewa kalau ga bisa mendapatkan apa yang gw mau. Tapi berbalik lagi, apakah kalo gw mendapatkan semua yang gw mau hidup akan lebih enak dijalani?? Belum tentu.. Soalnya menurut gw kadang-kadang bagaimana perjuangan kita untuk mendapatkan segala sesuatu keinginan kita itulah yang membuat hidup lebih indah dan bermakna. Bukan begitu??

**Dari seorang Bollie yang sedang waras**