Cobalah untuk selalu jalani hidup dengan prihatin.
Itu adalah pemikiran yang ditanamkan oleh bokap sejak gw mulai kenal dengan yang namanya uang. Nasihat itu malah lebih kenceng lagi diucapin bokap pas gw mulai kuliah di Bandung, dan mulai hidup sendiri. Gw inget banget waktu itu sehari sebelum OSPEK dimulai, bokap ngomong,
"Ima harus belajar untuk hidup prihatin, apalagi jaman sekarang. Musti bersyukur masih bisa kuliah, malah banyak orang2 diluar sana masih susah buat cari makan."
Saat itu gw mikir, kok bokap gw gitu2 amat sih, nyuruh anaknya buat hidup prihatin? Padahal saat itu walaupun kehidupan keluarga gw ga terlalu berlebih, tapi ga kekurangan. Jadi kenapa beliau ngomong gitu ke gw dan ke semua kakak2 gw? Ternyata gw baru tau jawabannya setelah gw bisa menghasilkan uang sendiri. Maksud bokap dengan hidup prihatin bukan berarti gw makan cuma sekali sehari, atau make baju yang sama seminggu lamanya, tetapi adalah untuk tidak terlalu menghamburkan uang, alias berhemat.
Dulu, waktu kuliah, gw bisa menghabiskan 70% uang jajan gw buat beli hal2 yang tergolong ga penting, hanya karena napsu sesaat. Setelah gw mulai bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, gw mulai menyadari betapa berharganya uang. Gw mulai untuk belajar hidup hemat. Mau tau cara ampuhnya? Cobalah untuk membagi beberapa persen penghasilan kalian ke orang yang membutuhkan, terutama keluarga sendiri, dan biasakan untuk menabung, setidaknya 10-20% dari penghasilan lo tiap bulan.
Salah satu kakak gw selalu mengingatkan gw untuk menyisihkan sebagian kecil penghasilan gw ke keluarga yang membutuhkan, terutama saat hari raya. Kalian pasti akan mendapatkan sensasi sendiri yang luar biasa menyenangkan setelah sadar kalo kita bisa membantu orang lain. Walaupun dipastikan uang kita akan berkurang, tetapi bisa dipastikan kita ngga akan kekurangan sama sekali. Seperti istilah dalam Islam, "kalau kita memberi 1 rupiah, Allah akan membalasnya 7 kali lipat". Itu mungkin tidak akan terjadi secara langsung, but trust me, you'll get what you deserve!
Selain memberi kepada yang membutuhkan, kita juga harus memikirkan diri sendiri, yaitu dengan menabung. Semua orang cenderung malas untuk menabung, atau lebih tepatnya "uangnya terlanjur terpakai". Gw dulu juga gitu, sampai suatu saat gw berpikir tentang masa depan. Mulai saat itu gw membuka tabungan yang bisa dibilang sulit akses, dengan tujuan biar tidak terpakai. Alhamdulillah, gw masih bisa menjaga komitmen gw, semoga bisa terus entah sampai kapan.
Dua hal tersebut bisa bikin kita berhemat? Tentu! Karena dengan "mengeluarkan" uang untuk kedua hal tersebut, bisa memaksa kita untuk menahan beberapa keinginan yang tidak terlalu penting, dan mulai mengkategorikan beberapa hal ke dalam tingkatan2 tertentu. Wajib, Sunnah dan ga penting. Wajib adalah hal/barang yang mau ga mau harus kita beli/lakukan. Sunnah adalah hal/barang yang alangkah baiknya bila kita beli/lakukan. Dan ga penting, yaa... ga penting buat dibeli.
Gw percaya kalo bokap bisa jadi seperti sekarang (membesarkan 4 orang anak, dan memiliki aset2 pribadi) karena menerapkan hal ini ke dalam hidupnya. Karena gw tau kalo sewaktu kecil hidup bokap gw tidak semencukupi seperti hidup gw sewaktu kecil, dan lihatlah hasilnya sekarang! Thank you dad for give me such a precious advise! I hope i can manage it as long as i live :)
No comments:
Post a Comment