Sebuah catatan kecil di salah satu malam ganjil.
Fabiayyiaalaa irobbikumaa tukadzdzibaan…
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Ga terasa, gw netesin air mata waktu denger salah satu ayat surat Ar Rahmaan itu dikumandangin oleh imam sholat tarawih malam ini. Ga tau kenapa gw tiba-tiba ngerasa kalo selama ini banyak banget nikmat yang udah Allah kasih ke gw tanpa gw syukuri!! Gw selalu ngerasa kalo gw “kurang” mendapatkan nikmat-Nya, ngerasa kalo orang lain selalu “lebih” beruntung dari gw. Selama ini gw selalu ngeliat ke ”atas” dan lupa kalo di ”bawah” juga masih banyak orang yang mungkin jauh lebih bersyukur daripada gw. Ayat diatas bener-bener bikin gw ngerasa bersalah dan sedih!
Malam ini bisa dibilang merupakan malam di bulan Ramadhan yang membuat gw lebih membuka mata dan bersyukur akan semua nikmat yang udah Allah berikan selama ini. Gw mulai sadar ajaran nyokap gw selama ini emang bener. Beliau selalu bilang ke gw, “Biarin yang ada di ‘atas’ jadi pacuan buat gw supaya lebih maju lagi, dan jangan lupa buat selalu liat ke ‘bawah’ biar kita bisa terus bersyukur akan semua rezeki dari Allah yang udah kita dapatkan”. Selama ini gw akuin kalo gw lebih sering ngeliat yang ada di ‘atas’, jarang ngeliat yang ada di ‘bawah’.
Ga jarang gw ngerasa bosan dengan pekerjaan trus menyebabkan gw jadi males-malesan kerja. Padahal diluar sana masih banyak orang yang mati-matian nyari kerja. Sering merasa bosen dengan menu makanan “seadanya”, tanpa berpikir kalo masih banyak orang yang bersyukur bisa makan walau cuman sekali dalam sehari!! Ya Allah, gw memang kurang bersyukur akan semua rezeki yang udah dilimpahin ke gw. Dan yang lebih terpenting lagi, apa yang udah gw lakuin untuk menunjukkan rasa syukur gw?
Semoga rasa bersyukur ini bisa bertahan selamanya, bukan cuman untuk malam ini aja. Amin.
Monday, September 14, 2009
Wednesday, September 2, 2009
Which one do you choose?
Pertanyaan yang sangat sederhana, tetapi sangat sulit untuk dijawab. Terlebih lagi jika kita diharuskan memilih salah satu dari 2 hal yang kita suka, atau berhubungan erat dengan kehidupan kita. Gw menulis mengenai hal ini terinspirasi dengan proses perceraian dari salah satu artis papan atas Indonesia. Pasangan yang selama ini selalu mengumbar kehidupan mereka yang bahagia ternyata harus berpisah.
Gw yang amat sangat tidak mengikuti berita para artis, lumayan terkaget-kaget sewaktu mendengar berita itu. Dan, yang ada dipikiran gw cuma gimana nasib kedua anak mereka? Anak-anak yang masih kecil dihadapkan kedalam sebuah pilihan yang teramat sulit. Mereka harus memilih salah satu diantara dua orang yang bisa dibilang sangat berpengaruh di kehidupan mereka selama ini!
Mungkin banyak yang merasa kalau pemikiran gw itu lebay, soalnya di lingkungan artis tradisi kawin-cerai itu sudah menjadi hal yang wajar. Tapi kalo dipikir-pikir lagi, kenapa hal yang sesakral pernikahan bisa dianggap sepele seperti itu? Untuk apa menikah kalau tidak dianggap serius, dan dengan mudahnya bercerai? Apakah karena profesi menjadi seorang “artis terkemuka” bisa berlaku hal seperti itu? Too many questions, no need to answer is you’re not an “artist”.
Back to topic, mengenai kedua anak yang dihadapi dengan pilihan sulit, antara sang “mimi” atau “pipi”. Banyak info yang beredar kalau perceraian ini teradi karena desakan dari sang anak kepada ayah mereka. Menurut gw itu sangat diragukan kebenarannya! Karena anak seumuran mereka tidak mengerti apakah itu perceraian. Dan mereka pasti tidak mau berpisah dengan salah satu dari ayah atau ibunya. Sebab bisa dipastikan bila terjadi perceraian, maka mereka harus memilih untuk ikut bersama siapa nantinya. Tapi, nasi sudah berubah menjadi bubur, gugatan sudah masuk ke pengadilan dan perceraian sudah ada di depan mata. Gw cuma bisa turut berduka atas kejadian ini (kek yang kenal aje deh…wkwkwkwkw)
Gw sendiri yang lumayan udah “dewasa” mungkin bisa stress kalau dihadapkan dengan masalah seperti ini. Alhamdulillah, walaupun bukan keluarga yang harmonis nan romantis, kedua orang tua gw bisa bertahan sampe sekarang di usia pernikanan mereka yang berumur lebih dari 30 tahun dan semoga bisa terus sampai akhir hayat! Semoga gw bisa ngikutin kisah kasih mereka yang normal dan tidak berlebihan. Amiin.
Gw yang amat sangat tidak mengikuti berita para artis, lumayan terkaget-kaget sewaktu mendengar berita itu. Dan, yang ada dipikiran gw cuma gimana nasib kedua anak mereka? Anak-anak yang masih kecil dihadapkan kedalam sebuah pilihan yang teramat sulit. Mereka harus memilih salah satu diantara dua orang yang bisa dibilang sangat berpengaruh di kehidupan mereka selama ini!
Mungkin banyak yang merasa kalau pemikiran gw itu lebay, soalnya di lingkungan artis tradisi kawin-cerai itu sudah menjadi hal yang wajar. Tapi kalo dipikir-pikir lagi, kenapa hal yang sesakral pernikahan bisa dianggap sepele seperti itu? Untuk apa menikah kalau tidak dianggap serius, dan dengan mudahnya bercerai? Apakah karena profesi menjadi seorang “artis terkemuka” bisa berlaku hal seperti itu? Too many questions, no need to answer is you’re not an “artist”.
Back to topic, mengenai kedua anak yang dihadapi dengan pilihan sulit, antara sang “mimi” atau “pipi”. Banyak info yang beredar kalau perceraian ini teradi karena desakan dari sang anak kepada ayah mereka. Menurut gw itu sangat diragukan kebenarannya! Karena anak seumuran mereka tidak mengerti apakah itu perceraian. Dan mereka pasti tidak mau berpisah dengan salah satu dari ayah atau ibunya. Sebab bisa dipastikan bila terjadi perceraian, maka mereka harus memilih untuk ikut bersama siapa nantinya. Tapi, nasi sudah berubah menjadi bubur, gugatan sudah masuk ke pengadilan dan perceraian sudah ada di depan mata. Gw cuma bisa turut berduka atas kejadian ini (kek yang kenal aje deh…wkwkwkwkw)
Gw sendiri yang lumayan udah “dewasa” mungkin bisa stress kalau dihadapkan dengan masalah seperti ini. Alhamdulillah, walaupun bukan keluarga yang harmonis nan romantis, kedua orang tua gw bisa bertahan sampe sekarang di usia pernikanan mereka yang berumur lebih dari 30 tahun dan semoga bisa terus sampai akhir hayat! Semoga gw bisa ngikutin kisah kasih mereka yang normal dan tidak berlebihan. Amiin.
Subscribe to:
Posts (Atom)